SOLOPOS.COM - Sabun dari jelantah karya warga Boyolali. (Solopos/Sunaryo Haryo Bayu)

Solopos.com, SOLO – Jelantah alias minyak goreng bekas merupakan salah satu limbah rumah tangga yang kerap menimbulkan masalah. Minyak ini akan menimbulkan penyakit jika dipakai menggoreng.

Tetapi, jelantah yang dibuang begitu saja akan mencemari lingkungan. Sebab, partikel minyak sulit menyatu dengan air. Guna mengatasi masalah tersebut, seorang wanita di Boyolali, Jawa Tengah, Yusi Aristiyani, bereksperimen membuat sabun dari jelantah.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Yusi Aristiyani melarutkan sabun batang berukuran sekitar 4x7 cm dengan ketebalan sekitar 2 cm. Sabun berwarna putih pucat yang dia beri merek Reziik itu memang tak ubahnya sabun biasa.

Saat Solopos.com mendatangi kediamannya di Desa Mojolegi, Kecamatan Teras, Boyolali, Kamis (26/9/2019), dia membawa kain putih yang penuh noda oli.

5 Kebiasaan Buruk yang Bikin Smartphone Cepat Rusak

Yusi Aristiyani mengucek kain penuh oli di dalam larutan sabun yang ternyata dibuat dari jelantah. Ajaibnya, larutan air sabun itu ampuh menghilangkan noda hitam bekas oli.

Bahan pembuatan sabun itu memang tak jauh dari aktivitasnya sehari-hari sebagai ibu rumah tangga yang akrab dengan urusan dapur.

Sangar! Umbul Ponggok Klaten Dikagumi Media Inggris dan China

Pemanfaatan jelantah sebagai bahan sabun dimulai Yusi sejak setahun lalu. Pada 2018 lalu, Yusi membantu sang buah hati membuat eksperimen sains untuk lomba siswa berprestasi tingkat Kabupaten Boyolali.

“Bahannya harus yang mudah ditemukan sehari-hari, terpikirlah soal penjernihan minyak jelantah,” tutur Yusi.

Besar Manfaatnya! Ini Doa Sebelum, Saat, & Usai Berhubungan Intim

Yusi kemudian mengembangkan proses penjernihan jelantah menjadi produk siap pakai. Dia rajin mencari materi lewat media daring dan kanal Youtube. Hasilnya sabun jelantah yang merupakan campuran larutan kimia alkali dan minyak goreng bekas pun dia buat dengan latihan autodidak.

Penjernihan jelantah dilakukan dengan mencampurnya dengan arang yang dibiarkan semalaman. Saringan jelantah kemudian dicampur dengan larutan alkali yang terdiri dari bahan kimia kaustik dan akuades.

Baca Doa Ini Saat Melihat Perbuatan Mesum!

“Alkali yang sudah dicampurkan kemudian dikocok bersama jelantah selama dua menit dan didiamkan dalam loyang hingga mengeras kira-kira dua jam,” ujar Yusi.

Proses pencampuran tidak boleh sembarangan, takarannya harus pas. Sebanyak 80 gram kaustik dan 130 gram akuades yang sudah dicampur menjadi larutan alkali dimasukkan ke dalam 450 gram jelantah.

Hacker Sleman Bobol Server Perusahaan AS, 5 Tahun Raup Rp31,5 Miliar

Adonan itu menghasilkan satu loyang sabun padat yang bisa dipotong menjadi 10 sabun ukuran kecil dan siap kemas.

Yusi menjual sabun jelantah di rumahnya seharga Rp7.500 per batang. Selama ini, sabun jelantah itu hanya dipakai untuk membersihkan noda pada pakaian atau lap pel. Dia tidak memakai sabun itu untuk keperluan mandi dan perawatan wajah.

Rekomendasi 5 Hotel Murah tapi Berkelas di Solo

“Untuk sabun mandi kami juga membuat, namun dengan bahan minyak yang lebih berkualitas,” ungkap Yusi.

Berbekal kreativitasnya itu, kini Yusi mengajak ibu rumah tangga di sekitar rumahnya melakukan aktivitas serupa. Dia kerap memberi pelatihan pembuatan sabun kepada para tetangga.

Jarang Disorot, Ini Fakta Menarik Istri Didi Kempot

Apalagi Yusi berstatus sebagai ketua kelompok pemberdayaan perempuan, Bunda Berkarya Mojolegi.



“Selain keperluan komersial, tujuan lainnya memang agar para ibu rumah tangga mampu berkarya, terutama dengan memanfaatkan barang di sekitar mereka,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya