SOLOPOS.COM - Kevin dan Iqbal menunjukkan rompi tahan peluru kreasi mereka. (Detik.com)

Kevin dan Iqbal menunjukkan rompi tahan peluru kreasi mereka. (Detik.com)

Kevin dan Iqbal menunjukkan rompi tahan peluru kreasi mereka. (Detik.com)

Solopos.com, SEMARANG — Berawal dari hobi bermain game di PC seperti Counter Strike dan Call of Duty, siswa Kelas XI Olimpiade SMAN 3 Semarang, Aristio Kevin Ardyaneira Pratama, 16, dan M. Iqbal dari Kelas XI MIA 5, 15, berhasil membuat rompi antipeluru. Bahkan ia membuat dari bahan organik yakni sabut kelapa. Mereka berdua melakukan penelitian selama enam bulan dan berkali-kali melakukan percobaan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Memang senang main game tembak-tembakan. Awalnya ingin buat helm antipeluru, tapi banyak kendala seperti harus membuat lengkungan,” kata Kevin, di sekolahnya, Selasa (9/12/2014). Dua siswa cerdas ini memilih bahan sabut kelapa karena dinilai kuat. Pada prototipe pertama, mereka menggunakan serat kaca, sabut kelapa, dan pelat seng. Namun percobaan itu gagal, peluru dari anggota TNI masih bisa menembus. “Sabut kelapa kami pakai karena saat ditarik-tarik ternyata kuat. Dulu masih ada seng-nya, sekarang sudah tidak pakai. Kami juga pernah coba pakai kain celana jins, tapi malah berat,” papar Kevin.

Mereka bekerja sama dengan TNI, polisi, dan Perbakin untuk melakukan uji coba. Setidaknya empat kali uji coba gagal, berbagai jenis peluru yang dilontarkan masih bisa menembus. Pada percobaan ke lima dan enam, hasil memuaskan mulai terlihat, peluru M-1911 kaliber 0.45 inci yang dilontarkan dengan jarak tiga meter mental.

“Sudah diuji coba bisa mental pelurunya. Namun untuk peluru senapan laras panjang masih tembus. Tapi kelebihan rompi ini tidak bisa ditembus benda tajam,” pungkas Iqbal

Temuan mereka itu sudah mengalami kemajuan pesat dari prototipe pertama yang memiliki tebal 2,5 cm dan berat enam kg. Saat ini lapisan antipeluru dari sabut kelapa itu hanya setebal 1,35 cm dan berat tiga kg untuk dua lempeng di depan dan belakang rompi. “Lapisannya zig-zag, jadi fiber kemudian sabut kelapa kemudian fiber lagi, sabut kelapa lagi, sampe empat lapis direkat pakai resin. Lalu dipres dan dibiarkan seharian,” terang Kevin.

Kevin dan Iqbal berharap temuan yang mereka beri nama Stab-resistant and Ballistic Vest Made from Coconut Fiber itu bisa dikembangkan dan bisa menahan jenis peluru yang lebih berat. Terlebih lagi mereka ingin produk mereka bisa dimanfaatkan TNI maupun Polri. Rompi antipeluru tersebut sudah diikutkan berbagai ajang yaitu 2nd International Science Project Olympiad (ISPrO) 2014 di Jakarta dan memperoleh medali perak, kemudian International Science Project Olimpiad juga meraih medali perak, lalu di ajang Karyacipta Teknologi Tepat Guna di Semarang menyabet juara dua.

“Biaya produksinya cuma Rp 800.000,” jelas Iqbal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya