Batik kini makin digemari sebagai busana, dan banyak perancang yang makin getol menjadikan kain bercorak khas Indonesia ini sebagai material rancangan mereka. Sejumlah kreasi berbasis batik pun dimunculkan, salah satunya dengan mengambil nuansa klasik atau vintage.
Menyambut Jogja Fashion Week 2011 yang akan digelar November mendatang, sejumlah perancang busana dari daerah belum lama ini menampilkan kreasi mereka di Jogja. Delapan perancang yakni Zikin (Pekalongan), Philip Iswardono, Catur Wijaya (Solo), Afif Syakur (Jogja), Tatok Prihasmanto (Magelang), Lembaga Adana Jogja, Dana Raharja dan Ferry Setiawan (Semarang), bergabung di satu panggung untuk memamerkan kreativitas mereka.Kedelapan perancang menampilkan kekhasannya masing-masing dengan tetap menyelipkan motif batik atau potongan busana tradisi seperti kebaya.
“Harapannya, fashion yang diperlihatkan merupakan ready to wear bukan semata tren mode tetapi tetap bermuatan budaya seperti batik, kebaya atau kain tradisional lain,” kata Afif Syakur.
Terkait rangkaian pelaksanaan JFW dan Festival Industri Kreatif, Mirsawati, Direktur Lembaga Pendidikan Kejuruan Persatuan Ahli Perancang Mode Indonesia (LPK PAPMI) Jogja mengatakan, JFW menjadi wadah yang menjembatani perancang busana pemula untuk berkreasi dan menampilkan karya sesuai dengan keahliannya lewat lomba cipta busana. “Yang terpenting membuat karya dengan 80 persen kain tradisional dan 20 persen variasinya,” katanya.
Pamuji Tri Nastiti