SOLOPOS.COM - Ketua KPU Kota Semarang, Henry Casandra Gultom (tengah), menunjukkan kotak suara kepada Pjs. Wali Kota Semarang, Tavip Supriyanto, saat simulasi pemungutan suara di Kantor Kecamatan Mijen, Sabtu (21/11/2020). (Istimewa/KPU Kota Semarang)

Solopos.com, SEMARANG – KPU Kota Semarang menggelar simulasi pemungutan suara atau pencoblosan surat suara Pilkada 2020. Simulasi pencoblosan yang disertai rekapitulasi itu digelar di Kantor Kecamatan Mijen, Kota Semarang, Minggu (21/11/2020).

Simulasi tersebut digelar secara terperinci dan mendetail dengan menerapkan protokol kesehatan guna mencegah persebaran Covid-19. Total ada sekitar 300 orang warga yang dilibatkan dalam simulasi tersebut. Sebelum melakukan simulasi, warga lebih dulu diperiksa suhu tubuhnya. Jika suhu tubuh melebihi 37,3 derajat Celsius, warga pun diminta mencoblos di luar bilik suara. Bilik suara untuk warga yang memiliki suhu tubuh di atas 37,3 derajat Celcius pun telah disiapkan secara terpisah.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Geger! Warga Batang Temukan Uang Rp23 Juta Tercecer di Saluran Irigasi

Setelah pengecekan suhu selesai, calon pemilih diminta untuk mencuci tangan, mengenakan sarung tangan plastik. Setelah itu baru mengambil surat suara untuk kemudian memasuki bilik suara. Seusai mencoblos, pemilih pun diminta membuang sarung tangan yang dikenakan ke tempat sampah. Setelah itu, tangan mereka akan ditetesi tinta sebagai tanda telah menggunakan hak pilihnya. Sebelum pulang, para pemilih kembali diminta untuk mencuci tangan.

Ketua KPU Kota Semarang, Henry Casandra Gultom, mengatakan simulasi itu dilakukan sebagai upaya KPU dalam mencegah persebaran Covid-19. Selain itu, kegiatan itu juga dilakukan guna mengidentifikasi permasalahan yang mungkin timbul saat pemungutan suara pada 9 Desember nanti.

"Ini merupakan upaya kita mengidentifikasi permasalahan yang kemungkinan timbul. Dengan simulasi yang riil, kita tahu langkah konkret apa yang diambil,” ujar Henry kepada wartawan di Semarang, Sabtu.

Cerita Warga Mimpi Ketemu Mbah Petruk dan Wangsit Soal Erupsi Merapi

Mendadak Pingsan

Selain pencoblosan, simulasi juga menampilkan skenario adanya pemilih yang tiba-tiba pingsan di tempat pemungutan suara atau TPS. Dua petugas TPS yang telah memakai baju hazmat atau APD langsung sigap melakukan antisipasi dengan membopong pemilih keluar bilik suara.

"Tiap TPS ada baju hazmat tidak hanya menolong yang sakit. Tapi kalau ada yang isolasi di rumah, sakit di rumah, atau isolasi di rumah dinas atau lainnya, ini untuk memastikan semua tahapan, semua kegiatan itu sudah sesuai protokol kesehatan,” imbuh Henry.

Kegiatan simulasi, lanjut Henry akan didokumentasikan melalui video dan disebar ke media sosial. Tujuannya, tak lain agar masyarakat bisa melihat simulasi tersebut dan mempraktikan saat pemungutan suara nanti. "Kita akan buatkan video biar masyarakat tahu jadi tidak takut untuk datang ke TPS. Semua sudah disiapkan KPU dan difasilitasi pemerintah. Selain itu, ada pihak keamanan yang mengamankan. Dan, tidak kalah penting semua dilakukan dengan protokol kesehatan yang diawasi Dinas Kesehatan,” tegas Henry.

Asosiasi Media Siber Indonesia Jateng akan Gelar Konferensi, Dilengkapi Seminar Cara Bikin Konten

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Abdul Hakam, mengatakan koordinasi dengan petugas medis pasti dilakukan. Petugas puskesmas akan bersiaga untuk TPS yang masuk di ruang lingkup puskesmas. "Jadi misal kelurahan ada 25 TPS, muter nanti. Mereka memantau TPS di wilayah kerja mereka. Teman-teman KPU sudah dapatkan petunjuk teknisnya,” tutur Hakam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya