Semarangpos.com, SEMARANG — Pakar teknologi informasi (TI) Universitas Dian Nuswantoro Semarang, Solichul Huda menyarankan Komisi Pemilihan Umum menggandeng praktisi TI underground untuk membantu mendukung pengamanan server alias peladen yang digunakan dalam proses penghitungan suara pemilu.
“KPU harus percaya terhadap kemampuan sumber daya manusia dari dalam negeri untuk membantu mengamankan hasil perhitungan pemilu,” tuturnya di Kota Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (20/4/2019).
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Berdasarkan analisis yang dilakukan seusai pelaksanaan pemungutan suara pemilu, Rabu (17/4/2019), ia mengungkapkan adanya belasan hacker yang berusaha meretas laman KPU. Jika dilihat dari alamat IP yang digunakan, kata dia, para hacker tersebut terdeteksi berasal dari luar negeri.
“Bisa ditelusuri lebih lanjut dari mana sebenarnya asal para peretas ini, namun membutuhkan waktu,” katanya.
Alamat IP yang digunakan para hacker tersebut, antara lain berasal dari India, Tiongkok, dan Singapura. Dengan melibatkan para praktisi TI underground, KPU tentu bakal dimudahkan dalam menyajikan hasil penghitungan suara.
Ia menjelaskan SDM TI dari dalam negeri mampu dipercaya dan bertanggung jawab jika diberi amanah untuk membantu. “Praktisi underground ini kan memahami cara-cara bekerja pada hacker yang berusaha meretas server KPU,” katanya.
Hingga saat ini, kata dia, server KPU masih mampu mengatasi berbagai upaya peretasan yang dilakukan. Menurut dia, kunci kesuksesan itu ada pada administrator yang ada di balik layar TI KPU.
KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya