Solopos.com, SOLO — Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya Surakarta berhasil melampaui target penerimaan pajak 2021. Berdasarkan data dari KPP Madya Surakarta, mereka berhasil mengumpulkan 100,18% target penerimaan hingga Kamis (30/12/2021) sore.
Surplus KPP Madya Surakarta mencapai Rp6.792.736.352 dari target awal sebesar Rp3.773.742.418.000.
Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah
Angka surplus yang tinggi tersebut memberikan kontribusi yang signifikan bagi upaya pencapaian target Kanwil DJP Jawa Tengah II. KPP Madya Surakarta disebut menyumbang 30% dari target penerimaan Kanwil DJP Jawa Tengah II.
Baca Juga: Kantor Bendahara Negara Digerogoti Tikus Berdasi, Korupsi Merajalela
Sementara sektor yang berkontribusi besar pada penerimaan KPP Madya Surakarta ini masih didominasi industri pengolahan dengan persentase 57,12%. Disusul sektor perdagangan besar dan eceran sebanyak 27,40%, jasa keuangan dan asuransi sebesar 4,51%, konstruksi sebanyak 3,43%, serta jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 2,63%.
Kepala Kanwil DJP Jawa Tengah II, Slamet Sutantyo, Jumat (31/12/2021), mengapresiasi capaian kinerja KPP Madya Surakarta. “Saya ucapkan selamat atas pencapaian 100 persen ini, juga saya ucapkan terima kasih atas kinerja yang luar biasa dari rekan-rekan semua,” kata Slamet dalam kunjungannya ke KPP Madya Surakarta.
Lebih lanjut, ia mengingatkan dan mengajak seluruh pegawai KPP Madya Surakarta untuk tidak berpuas diri. “Ayo kita segera bersiap dan menyongsong tantangan di tahun 2022 dengan prestasi yang lebih baik lagi,” ajaknya.
Baca Juga: Kenaikan Cukai Rokok, Kemenperin Usul Tak Terlalu Tinggi Tahun Depan
Sementara Kepala KPP Madya Surakarta, Guntur Widjaya Edi, menyatakan kenaikan realisasi penerimaan pajak paling banyak penghujung tahun ini. Lonjakannya cukup signifikan dibandingkan bulan sebelumnya.
“Di akhir bulan ini alhamdulillah realisasinya semakin meningkat hingga melebihi target penerimaan. Diharapkan pencapaian ini dapat menjadi sinyal yang baik bagi pemulihan perekonomian Indonesia setelah dihantam pandemi,” kata dia.