SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

JAKARTA–Penjemputan terhadap penyidik KPK, Jumat-Sabtu (5-6/10/2012) dini hari, terkait erat dengan peristiwa sebelumnya.

Hingga kini berbagai pihak mempertanyakan sikap Presiden SBY yang belum memberikan pernyataan.

Promosi Oleh-oleh Keripik Tempe Rohani Malang Sukses Berkembang Berkat Pinjaman BRI

“Ini sebenarnya kondisi yang membahayakan buat negara. Tapi sampai sekarang Presiden belum bersikap,” jelas pengamat politik, Effendi Gazali.
Wakil Ketua KPK, Bambang Widjajanto, dalam jumpa pers, Sabtu dini hari, mengatakan kejadian Jumat malam terkait dengan peristiwa dua hari sebelumnya.

Disebutkan dia, pada Kamis (4/10) sebelumnya dua orang utusan Kapolri menemui Kompol Novel Baswedan dan mengajaknya untuk menemui koordinator sekretaris pribadi Kapolri.

Pertemuan tersebut terkait dengan alih status penyidik yang sekarang berada di KPK.

Kompol Novel menyatakan bersedia apabila sudah mendapat izin dari pimpinan KPK. Busyro Muqoddas tak mengizinkan Novel untuk menemui.

Bambang juga menyebutkan kasus yang dituduhkan kepada Novel saat masih menjadi Kasatserse di Bengkulu, pada tahun 2004.

Kasus tersebut dinyatakan sudah bersalah. Bambang menyatakan dalam kasus penembakan itu, Kompol Novel tidak terlibat karena yang melakukan anak buahnya. Dan Novel, sudah mendapat teguran keras.

Pada Jumat, jelasnya, Kombes Deddy Irianto dari Polda Bengkulu membawa surat penangkapan dan penggeledahan Kompol Novel.

Kediaman Novel di Kelapa Gading juga mendapat kunjungan dari Densus. “Kami melindungi penyidik KPK termasuk saudara Novel. Untuk itu kami tidak akan menyerahkan saudara Novel. Saudara Novel ini juga salah satu penyelidik kasus simulator SIM,” tandasnya.

Sementara itu gelombang massa yang memberi dukungan terus mengalir ke gedung KPK. Mereka datang dari berbagai kalangan.

Bambang mengucapkan terima kasih kepada masyakat yang mendukung.
“Ada juga dua kompi polisi tanpa seragam yang berada di gedung KPK. Semoga mereka melindungi KPK.”

Kepada para pendukung, Ketua KPK Abraham Samad, menyatakan ada pihak-pihak yang ingin menghabisi KPK. “Ada yang ingin menghabisi KPK, lawan koruptor!”

Sebelumnya sejumlah anggota kepolisian dari Polda Bengkulu mendatangi kantor KPK terkait dengan penjemputan paksa sejumlah penyidik KPK.Anggota Kepolisian yang berjumlah belasan orang tersebut memaksa masuk ke dalam kantor KPK. Berdasarkan pantauan Bisnis beberapa berpakaian batik dan sisanya berseragam provost.

Anggota Kepolisian sempat bersitegang dengan petugas keamanan KPK. Mereka memaksa ingin menjemput paksa  lima orang penyidik yang menolak kembali bertugas ke Kepolisian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya