SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

JAKARTA — Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Abraham Samad menyebut kedatangan beberapa polisi untuk menjemput Kompol Novel Baswedan adalah puncak dari teror yang dihadapi KPK dalam beberapa waktu terakhir. Situasi dibuat sebagai upaya pelemahan bagi para penyidik yang idealis.

“Sebenarnya upaya pelemahan itu sistematis. Ada bentuknya teror, macam-macam. Jadi puncaknya itu tadi malam,” ujar Abraham Samad di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (6/10/2012).

Promosi BRI Sambut Baik Keputusan OJK Hentikan Restrukturisasi Kredit Covid-19

Abraham mengakui saat kedatangan beberapa polisi ke KPK, terjadi upaya penjemputan paksa dan dirinya menilai saat itu kantor KPK sedang dikepung oleh beberapa oknum kepolisian.

“Sudah mau melakukan upaya-upaya paksa. Oknum-oknum sudah masuk sampai lobi,” terangnya.

Menurut Abraham, situasi semalam jelas membuat suasana menjadi tidak kondusif bagi para penyidik idealis yang ingin bergabung dengan lembaga antikorupsi ini.

“Ini kan juga dari polisi yang punya hati nurani yang masih ingin bergabung dengan KPK. Tapi rupanya keinginan hati nurani itu tidak disambut dengan baik mungkin, jadi terjadilah upaya-upaya seperti kemarin,” ucapnya.

Seperti yang diketahui, sejak pukul 18.00 WIB Jumat (5/10/2012), belasan polisi dari Polda Bengkulu mendatangi Gedung KPK. Targetnya cuma satu, menangkap penyidik KPK, Kompol Novel Baswedan untuk dijerat kasus penganiayaan berat di 2004.

Novel akhirnya tidak jadi dibawa polisi. Pimpinan KPK pun tegas-tegas sudah menyatakan pasang badan untuk membantu Novel. Sedang Polri yakin kalau Novel bersalah melakukan dugaan pidana pada 2004 lalu atas kasus penembakan pada tersangka kasus pencurian sarang burung walet.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya