SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Solopos.com) – Komunitas Peduli Cagar Budaya Nusantara (KPCBN) Solo menegaskan bahwa Tim Independen yang beranggotakan akademisi dari Undip, UNS, serta UGM sudah tamat. Pihaknya menyerukan kepada Pemkot Solo, Sejarawan Soedarmono, serta masyarakat Solo agar tak lagi menggubris keberadaan tim tersebut. “Tim itu sudah tak ada. Lha sudah jelas tak terakreditasi kok. Makanya, jangan heran kalau rekomendasinya ngawur semua,” tegas Pegiat KPCBN Solo, Setyawan kepada Espos, Sabtu (16/7/2011).

Setyawan menegaskan, tim yang diketuai Eko Budiharjo tersebut sudah tak lagi berhak mengklaim diri sebagai pihak yang berwenang melakukan investigasi atas keberadaan bekas Pabrik Saripetojo Saripetojo Solo. Selain tak terakreditasi, tim tersebut juga sangat menyesatkan lantaran hasil rekomendasinya mencerminkan sebuah tim yang tak berpengetahuan. “Sudah jelas bahwa UU No 5/ 1992 telah diganti UU No 11/ 2010, tapi kok ya masih saja dipakai. Ini kalau memang orang akademisi, mestinya tak separah ini ngawur-nya,” paparnya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Bahkan, imbuhnya, dengan terkuaknya rencana penyuapan kepada sejarawan Solo, Soedarmono yang tetap menolak menandatangani hasil rekomendasi, maka lengkap sudah ketidakberesan tim tersebut. “Sudah omongannya ngalor ngidul nggak konsisten, malah dikotori dengan rencana suap. Tim ini sudah layak disebut tiada.” paparnya.

Atas kenyataan itulah, KPCBN menyerukan kepada stakeholders di Kota Solo agar segera melakukan langkah cepat untuk penyelamatan Saripetojo. Salah satunya ialah segera berkoordinasi dengan Kementerian Kebudayaan Dan Pariwisata (Kemenbudpar) untuk meregistrasi Saripetojo sebagai benda cagar budaya (BCB). Sebab, imbuhnya, Saripetojo telah tercatat di BP3 sejak tahun 1964 dalam surat No 11-72/Ska/TB/64. “Sudah ada BP3 yang lebih kompeten menangani BCB. Dan tim Independen itu hanya kepanjangan tangan dari kepentingan Provinsi Jawa Tengah untuk membangun mal,” tegasnya.

Sementara itu, Soedarmono belum bisa dihubungi karena tengah berada di Jakarta. Sebagaimana diketahui, Soedarmono adalah salah satu Tim Independen yang menyatakan mundur dan menolak menandatangani hasil rekomendasi. Pihaknya yang dicoba untuk disuap tersebut juga tetap menolak bergabung kembali ke Tim Independen lantaran tim tersebut dinilai telah cacat hukum dan moral. “Kami dan masyarakat Solo mendukung penuh langkah Pak Soedarmono itu,” lanjut Setiawan.

Sementara itu pegiat LPH Yaphi Solo, Winarso juga sepakat dengan langkah warga Solo yang tetap mempertahankan Saripetojo sebagai BCB dan menolak kehadiran mal di sana. Dia menegaskan, mal harus dilarang masuk Solo, tak terkecuali Solo bagian utara sekalipun. “Selama ini Pemkot sering usul, jika dibangun mal lebih baik dibangun di Solo utara saja karena di sana belum ada mal. Itu pandangan yang gegabah,” tegasnya.

Dia menjelaskan, jika Solo utara diizinkan dibangun mal, maka lambat laun warga Solo akan terpinggirkan karena di mana-mana dikepung mal. Dan yang lebih membahayakan ialah matinya rakyat kecil karena tertindas dengan mal-mal. “Sekarang saja, pedagang tradisional di Solo utara sudah terkalahkan dengan menjamurnya minimarket. Apalagi kalau dibangun mal, tamatlah riwayat Solo sebagai kota mendapatkan julukan ramah pasar tradisional,” tukasnya.

asa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya