SOLOPOS.COM - Eddy Wirabhumi (Solopos.com-Ichsan Kholif Rahman)

Solopos.com, SOLO -- Kanjeng Pangeran (KP) Eddy Wirabhumi mengapresiasi peran kepolisian, TNI, pengurus Persaudaraan Setia Hati Terate atau PSHT, dan media massa dalam menciptakan suasana kondusif Kota Solo, Selasa (22/9/2020) malam.

Ketua PSHT Cabang Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat itu menyebut suasana kondusif merupakan hasil kerja bersama demi Kota Solo.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

"TNI, Polri, dan pengurus pusat [PSHT], serta media membuat suasana baik-baik saja. Jaringan Whatsapp Group internal kami terus kami manfaatkan agar tidak ada pengerahan massa," papar Eddy kepada Solopos.com melalui telepon, Rabu (23/9/2020) siang.

Konvoi Massa Belum Terlihat, Aparat Keamanan Bersiap Di Mapolresta dan Plaza Manahan Solo

Ekspedisi Mudik 2024

Selaku tokoh senior PSHT, Eddy Wirabhumi mengaku sempat berkeliling mengecek suasana Kota Solo pada malam saat mencuat kabar akan ada pergerakan massa. Namun, aksi menghitamkan Solo itu tak terpantau.

Ia menjelaskan kesuksesan menciptakan Kota Solo yang kondusif kemarin dapat menjadi parameter kerja sama yang luar biasa jika ada suasana serupa.

Bukan Warga Solo

"Aparat juga kompak, media pun sama. Memang ada beberapa orang yang tertangkap, tetapi bukan warga Solo. Kalau pun ia orang Setia Hati [PSHT] lalu SH mana. Kalau PSHT Madiun saya sudah koar-koar anggota Madiun tidak boleh turun ke jalan," papar Eddy.

Belasan Orang Ditangkap Di Plaza Manahan Solo, Diduga Anggota Perguruan Silat Yang Memantau Situasi

Eddy Wirabhumi menambahkan jika seluruh elemen terus menjaga kekompakan, stigma negatif bagi PSHT bisa terkikis seiring berjalannya waktu.

Sebelumnya, Wakil Ketua Advokasi dan Hukum PSHT Pusat Madiun itu mengakui telah mendengar kabar ajakan bagi anggota PSHT untuk berbondong-bondong ke Plaza Manahan pada Selasa (22/9/2020) malam.

Namun, ia menegaskan seluruh anggota PSHT tidak boleh terpancing menyikapi ajakan-ajakan untuk turun ke jalan. "Kalau merasa anggota PSHT Pusat Madiun jangan pernah ikut ajakan-ajakan itu. Beri waktu kepada kepolisian untuk mengungkap kasus penganiayaan itu. Kejadian itu malam hari dan pelaku menggunakan penutup sebagian wajah, pencarian pelaku juga tidak mudah," paparnya.

Pelajar SMP Asal Ngawi Tertangkap Di Plaza Manahan, Ngaku Jual Burung Merpati Demi Ikut Hitamkan Solo

Menurut Eddy Wirabhumi, untuk mengantisipasi konvoi, saat pengesahan calon anggota PSHT harusnya ada penjemputan menggunakan angkutan. Selain itu pengesahan juga telah berkoordinasi dengan kepolisian.

Larangan Konvoi

"Larangan konvoi itu sudah ada penegasan lagi, pokoknya yang seperti itu bukan anggota kami. Sudah kami sampaikan ke pengurus cabang, ranting, dan rayon. Kami punya tim pengamanan wilayah (Pamter). Kalau masih ada perilaku seperti itu, boleh pilih masih anggota PSHT atau keluar," paparnya.

Ia menambahkan saat ini PSHT tengah berusaha mengubah paradigma menuju kepada tertib sipil dan menghormati masyarakat. Hal itu justru menjadi hal mendasar bagi jiwa seorang PSHT.

Total 23 Orang Ditangkap Polisi Di Plaza Manahan Solo, Begini Kronologinya

"PSHT semakin lama semakin besar. Jangan sampai ada yang merusak dan mempengaruhi yang lain. Ia menambahkan saat ini paradigma baru, menjadi seorang PSHT harus semakin merendah," ungkap Eddy Wirabhumi.

"Ayo tunjukkan bahwa PSHT berbeda, kalau tidak mau taat aturan silakan pindah. Kita tidak perlu orang arogan dan tidak bisa diatur," ujar Eddy.

Pantauan Solopos.com, Selasa malam, tidak terjadi konvoi besar-besaran seperti ajakan yang beredar melalui pesan berantai sebelumnya. Hanya ada sejumlah orang yang berdatangan ke Plaza Manahan dan saat pemeriksaan memang ada yang membawa atribut perguruan silat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya