SOLOPOS.COM - Ilustrasi peternakan ayam petelur di Klaten. (Solopos.com/Moh. Khodiq Duhri)


Dua siswa SMKN 1 Trucuk, Klaten, memberi pakan ayam petelur di pekarangan sekolah, Sabtu (6/10/2012). Kotoran ayam tersebut mampu disulap menjadi pakan bebek yang kaya nutrisi (Foto: JIBI/SOLOPOS/M Khodiq Duhri)

KLATEN–Berbekal sekop, Agus Riyanto, 17, mengambil kotoran ayam di sebuah kandang yang dibangun di pekarangan sekolahnya. Siswa kelas XII SMKN 1 Trucuk, Klaten, itu lalu memasukkan kotoran ayam pada ember yang dibawanya. Kotoran itu selanjutnya dibawa ke pelataran untuk dijemur.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tanpa sungkan, siswa jurusan Agribisnis Ternak Unggas itu meratakan kotoran ayam yang sudah mengering dengan kedua tangannya. “Tidak perlu merasa jijik. Kotoran ayam ini tidak bau setelah ditaburi serbuk Bau-Go [hasil fragmentasi serbuk gergaji],” ujar Agus saat berbincang dengan Espos di pekarangan sekolahnya, Sabtu (6/10).
Kotoran ayam yang dikeringkan itu bukanlah untuk dimanfaatkan sebagai pupuk organik. Melalui tangan-tangan terampil siswa SMKN 1 Trucuk, limbah kotoran ayam bisa disulap menjadi pakan bebek. Hasil penelitian akademisi Universitas Gadjah Mada (UGM) menyebutkan bahwa kotoran ayam banyak mengandung nutrisi yang kaya manfaat. Kotoran ayam diketahui mengandung 18,97% protein abu, 18,41% protein kasar, 1,19% lemak kasar, 12,52% serat kasar, 32,91% energi total nutrient (ETN), 8, 02% kalsium, dan 2,63% fosfor. Namun karena menghasilkan bau menyengat, kotoran ayam kerap dipandang sebagai limbah yang membuat polusi udara. Paling banter, kotoran ayam biasa digunakan untuk pupuk organik. “Dengan Bau-Go sekarang tidak perlu merasa jijik mengolah kotoran ayam. Setelah difragmentasi dengan mikrob, kotoran ayam bisa disulap menjadi pakan bebek,” ujar Djuriono, guru SMKN 1 Trucuk yang menemukan Bau-Go.
Sebelum dijadikan pakan bebek, kotoran ayam yang sudah dikeringkan harus digiling terlebih dahulu supaya lembut. Setelah lembut, kotoran ayam harus difragmentasi dengan mikrob dan molase atau tetes tebu selama tiga hari. Hasil fragmentasi kotoran ayam itu dicampur dengan konsentrat untuk menambah nutrisi yang dibutuhkan bebek. “Kotoran ayam itu dicampur konsentrat dengan persentase 45:55. Dengan begitu, penggunaan kotoran ayam sebagai pakan bebek ini bisa menghemat ongkos produksi hingga 45%,” tambah Djuriono.
Semua proses pembuatan pakan bebek dari kotoran ayam itu dilakukan siswa SMKN 1 Trucuk. Temuan itu sudah diujicobakan sejak awal Agustus lalu. Hingga kini, sebagian bebek yang diberi pakan kotoran ayam itu sudah dipasarkan sendiri oleh siswa. Satu ekor bebek dijual siswa kepada masyarakat sekitar seharga Rp20.000. “Di pasaran, satu ekor bebek bisa dihargai hingga Rp27.000. Harganya lebih murah karena siswa baru memasuki tahap belajar memasarkan produk,” tutur Djuriono.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya