SOLOPOS.COM - Aksi simpati untuk memperingati Hari Tuberkulosis Internasional. (JIBI/Solopos/Dok.)

Tuberkulosis diwaspadai penularannya di Kota Solo.

Solopos.com, SOLO — Kota Solo dinilai rawan penularan penyakit tuberkulosis (Tb) lantaran posisinya sebagai kota wisata dan pusat pertemuan, insentif, konvensi, serta pameran. Balai Besar Pengobatan Kesehatan Paru Masyarakat (BBPKPM) mengantisipasi persoalan tersebut dengan penyiapan peningkatan layanan kesehatan.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Kepala BBPKPM Solo, Riskiyana S. Putra, mengemukakan sebagai kota persinggahan, Kota Bengawan rentan terpapar tuberkulosis.

Ekspedisi Mudik 2024

“Solo daerah wisata dan pusat MICE. Kepadatan penduduknya tinggi di Jawa Tengah. Warga wilayah penyangga di sekitarnya banyak yang beraktivitas di sini. Penularan tuberkulosis menjadi lebih mudah,” katanya saat ditemui wartawan di kantornya, Kamis (24/11/2016) siang.

Riski menyampaikan dalam sebulan paling tidak ada tiga hingga lima pasien Tb baru yang berobat ke BBPKPM. Data dari balai kesehatan paru setempat menunjukkan jumlah pasien yang berobat di sana pada 2013 sebanyak 688 pasien, pada 2014 sebanyak 686 pasien, pada 2015 sebanyak 736 pasien, dan pada Januari hingga Oktober tahun ini sebanyak 402 pasien.

“Memang yang berobat ke tempat kami tidak semuanya pasien TBC. Tapi kebanyakan pengobatan TBC. Mereka berasal dari Soloraya, Pacitan, Madiun, dan wilayah lainnya karena jangkauan pelayanan kami hingga ke Kalimantan. Tren TBC di Indonesia rankingnya naik terus. Saat ini kita ada di posisi nomor 2 di dunia,” terangnya.

Menurut Riski, masyarakat bisa menekan kasus penyebaran Tb dengan mengubah gaya hidup dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dalam keseharian.

“Kebiasaan cuci tangan, menutup mulut saat batuk, tidak meludah sembarangan, dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar bisa mencegah penularan TBC,” jelasnya.

Terkait antisipasi mengatasi bonus demografi di Kota Solo, dia menyampaikan sesuai arahan Presiden Joko Widodo, BBPKPM berupaya meningkatkan layanan kesehatan masyarakat. Salah satu program yang disusun hingga 2019 adalah menyiapkan layanan menuju rumah sakit paru kelas B unggulan di Indonesia.

“Pemerintah pusat mendukung pembangunan gedung empat lantai untuk layanan ICU, ruang operasi, dan penambahan kapasitas 44 tempat tidur bagi pasien. Saat ini proses pembangunan sudah mencapai 80%. Proses izin operasional RS tipe C juga sudah memasuki tahap finalisasi,” urainya.

Pada bagian lain, BBPKPM akan menyelenggarakan berbagai kegiatan promosi kesehatan untuk memperingati Hari Kesehatan Nasional ke-52. Dengan mengusung tema Masyarakat Hidup Sehat, Indonesia Kuat, penyelenggara mengadakan pameran kesehatan respirasi di Upper Gallery Solo Paragon Lifestyle Mall, Sabtu-Minggu (26-27/11/2016).

Selain pameran, di tempat yang sama turut digelar Lomba Ular Tangga bagi perwakilan 18 SMA/SMK se-Solo, Sabtu mulai pukul 14.00 WIB, serta Lomba Penyuluhan Kader bagi kader kesehatan pada Minggu mulai pukul 10.30 WIB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya