SOLOPOS.COM - Pekerja membangun balai pertemuan apung bermaterial stereofoam di Kampung Nelayan Tambaklorok, Semarang, Jateng, Selasa (18/10/2016). (JIBI/Solopos/Antara/Harviyan Perdana Putra)

Solopos.com, SEMARANG — Pemerintah Kota Semarang mengalokasikan anggaran proyek infrastruktur senilai Rp52 triliun dalam lima tahun ke depan. Dana sebanyak itu diklaim untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Semarang Iswar Aminudin menyampaikan investasi merupakan faktor kunci untuk mewujudkan misi Semarang sebagai kota perdagangan dan jasa. Investasi yang dipacu terutama berkaitan dengan infrastruktur.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sesuai amanat Perpres No.79/2019 yang diundangkan pada 25 November 2019. Salah satu prioritas percepatan pembangunan ekonomi berada di kawasan Kendal-Semarang-Salatiga-Demak-Groboran, atau disingkat Kedungsepur.

“Presiden Joko Widodo menugaskan pertumbuhan ekonomi Jateng mencapai 7%. Salah satu kontribusi tentunya berasal dari Semarang, sehingga perlu adanya langkah-langkah percepatan,” tuturnya kepada Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI) baru-baru ini.

Ekspedisi Mudik 2024

Demi mempercepat pertumbuhan perekonomian, Pemkot Semarang berencana mengalokasikan dana untuk sejumlah proyek infrastruktur senilai Rp52 triliun dalam lima tahun ke depan. Harapannya, hal itu berimbas tidak hanya ke masyarakat Jateng, tetapi juga nasional secara keseluruhan.

Menurut Iswar, Semarang memiliki potensi dari sisi lokasinya yang berada di tengah jalur nasional dan regional. Jalur masuknya pun lengkap, mulai dari Pelabuhan Tanjung Emas, jalan tol Trans Jawa, Bandara Ahmad Yani, serta stasiun kereta api.

Sesuai amanat Perpres No. 79/2019, sumber pendaan infrastruktur Rp52 triliun di Semarang bisa berasal dari APBN, APBD, kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU), dan sumber pembiayaan lain. Pendanaan yang dinilai paling potensial adalah KPBU.

“Arahnya untuk pendanaan lebih ke KPBU, sehingga pertumbuhannya bisa saling menguntungkan dengan pihak swasta,” ujarnya.

Salah satu proyek skala jumbo yang masuk ke dalam pipeline adalah light rail transit (LRT) sepanjang 78,3 km yang meliputi sembilan koridor. Nilai investasinya mencapai Rp14,76 triliun.

Dalam proyek ini, Kementerian Keuangan akan berperan sebagai penyedia fasilitas penyiapan proyek atau project development facility (PDF). Pemkot Semarang telah bersurat ke Kemenkeu untuk pendampingan pada tahap penyiapan, transaksi, dan konstruksi.

“Tahun depan kita akan outline business case [OBC] dan bentuk KPBU, sehingga 2021 bisa mulai pembangunan,” paparnya.

Di samping infrastruktur konektivitas, Pemkot Semarang juga akan menawarkan KPBU proyek pengelolaan sampah menjadi energi listrik (PSEL). Lokasinya berada di TPA Jatibarang dengan estimasi nilai investasi Rp1,4 triliun atau US$100 juta.

Jumlah sampah yang diserap nantinya mencapai 1.000 ton per hari, sedangkan energi listrik yang dihasilkan berkisar 15 MW-20 MW. Proses lelang diperkirakan pada semester I/2020, dan pengoperasian penuh ditargetkan pada 2023.

Peminat proyek PSEL terbilang membludak. Dalam forum investasi beberapa waktu lalu, ada 14 perusahaan yang membuat letter of interest (LOI) atau surat pernyataan minat dengan potensi nilai investasi Rp23,2 triliun dalam Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLT-Sa) tersebut. Selain itu, satu perusahaan bersedia membenamkan dana US$250 juta atau sekitar Rp3,5 triliun (kurs Rp14.000 per dolar AS).

Pemkot Semarang juga merencanakan pengembangan Simpang Lima Underground. Diperkirakan kebutuhan investasi mencapai Rp1,4 triliun. Proyek itu mencakup pengembangan jalan, mal, pertokoan, dan area parkir, dengan konsep empat lantai di bawah tanah.

Tujuan utama proyek tersebut ialah mengatasi kemacetan, karena jalur Jalan Pahlawan—Gajah Mada dan Jalan Ahmad Yani—Pandanaran dapat dilewati langsung, tidak lagi memutar. Di samping itu, investor dan UKM dapat mereguk manfaat dari adanya sejumlah properti.

Iswar menambahkan proyek skala besar lain yang ditawarkan Pemkot Semarang ialah pengembangan Kampung Bahari Tambaklorok dengan rencana investasi senilai Rp3 triliun. Dalam detail engineering design (DED), kawasan itu mencakup kolam retensi, kawasan wisata, ruang terbuka hijau, pasar ikan tradisional, dan sejumlah infrastuktur dasar.

Dia pun menjamin setiap pembangunan proyek tentunya akan memberikan manfaat bagi masyarakat dan pelaku UMKM. Nantinya ada sentra-sentra UMKM berada di titik-titik keramaian.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya