SOLOPOS.COM - ilustrasi laju inflasi (JIBI/Solopos/Dok.)

Solopos.com, MALANG — Kota Malang mewaspadai kenaikan harga pada bahan-bahan makanan atau volatile food menjelang akhir tahun karena berpotensi mendongkrak inflasi. Meski demikian geliat ekonomi dan daya beli masyarakat Malang menunjukkan tren positif.

Peneliti Senior Pusat Penelitian Kebijakan Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Joko Budi Santoso, mengatakan inflasi November di Kota Malang disumbang oleh pergerakan kelompok bahan pangan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kenaikan harga telur pada awal November dan minyak goreng di pertengahan November menjadi sinyal volatile food menguat,” katanya, Rabu (1/12/2021) kepada Bisnis.com.

Disatu sisi, kata dia, pergerakan inflasi pada November ini mengindikasikan geliat ekonomi dan perbaikan daya beli masyarakat. Akan tetapi, hal ini patut diwaspadai, terlebih pola inflasi yang menguat karena kenaikan permintaan komoditi pada saat Nataru.

Ekspedisi Mudik 2024

Pemerintah, dia meyakinkan, harus menjamin kepastian stock bahan pangan menghadapi lonjakan permintaan menjelang Nataru.

Baca Juga: 81 Juta Milenial Belum Punya Rumah, Ternyata Ini Penyebabnya

Kondisi cuaca dan ancaman bencana alam, Joko menilai, dapat mengganggu produksi dan distribusi komoditas pangan. Apalagi pemerintah memberlakukan kebijakan PPKM level 3 saat Nataru sehingga hal ini dapat mempengaruhi stok dan distribusi komoditas pangan.

Untuk sektor informasi dan komunikasi, dia memperkirakan, pergerakannya akan terus melandai seiring dengan peningkatan aktivitas yg semula online bergeser ke hybrid dan offline.

Menurut dia, sistem early warning seharusnya sudah menggaung dengan pergerakan inflasi dari volatile foods. Oleh karena itu, TPID harus memastikan bahwa pemerintah daerah telah siap mengantisipasi lonjakan inflasi dengan menjamin 4K, yaitu keterjangkauan harga komoditi di masyarakat; ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif dengan berbagai pelaku usaha serta stakeholder.

Begitu pula dengan pemantauan harga di pasar setiap hari, operasi pasar terbuka, dia mengingatkan, harus dipersiapkan untuk mengantisipasi kelangkaan komoditas. Selain itu kerjasama antar daerah dalam peningkatan ketersedian pasokan perlu dikembangkan, khususnya kerja sama dengan daerah penghasil komoditas pangan.

“Inflasi di China, AS, dan beberapa negara Eropa yang tinggi akan berdampak pada inflasi, karena beberapa industri kita menggunakan bahan baku dari luar negeri. Jika bahan bakunya naik maka dapat dipastikan harga barang jadinya juga akan naik,” katanya, mengingatkan.

Baca Juga: Bubarkan 74 Usaha Anak dan Cucu BUMN, Ini Alasan Erick Thohir

Kepala BPS Kota Malang, Erny Fatma Setyoharini, mengatakan pada November 2021, Kota Malang mengalami inflasi sebesar 0,26 persen a.l minyak goreng dan telur ayam ras.

Komoditas penyumbang inflasi terbesar, yakni minyak goreng mengalami kenaikan harga sebesar 8,81 persen dengan andil sebesar 0,08 persen, telur ayam ras naik sebesar 14,65 persen dengan andil sebesar 0,06 persen, angkutan udara naik 3,52 persen dengan andil sebesar 0,04 persen. Sedangkan harga jeruk naik 6,57 persen dengan andil sebesar 0,02 persen.

Selanjutnya, sabun detergen bubuk cair naik 1,37 persen dengan andil sebesar 0,01 persen, emas perhiasan naik 1,01 persen, bedak naik 2,32 persen dengan andil kurang dari 0,01 persen, sabun mandi naik 3,39 persen dengan andil kurang dari 0,01 persen, pasta gigi naik 1,78 persen dengan andil kurang dari 0,01 persen, dan papaya naik 3,21 persen dengan andil kurang dari 0,01 persen.

Sedangkan komoditas yang mengerem inflasi, yakni cabai rawit turun -10,29 persen dengan andil sebesar -0,01 persen, mangga turun -7,81 persen dengan andil sebesar -0,01 persen, bawang merah turun -4,38 persen dengan andil sebesar -0,01 persen, bawang putih turun -3,81 persen dengan andil kurang dari -0,01 persen, tomat turun -5,87 persen dengan andil kurang dari -0,01 persen.

Pisang turun -1,1 persen dengan andil kurang dari -0,01 persen, daun bawang turun -9,7% dengan andil kurang dari -0,01 persen, daging ayam ras turun -0,23 persen dengan andil kurang dari -0,01 persen, ikan gurame turun -3,63 persen dengan andil kurang dari -0,01 persen, pembersih/penyegar turun -3,63 persen dengan andil kurang dari -0,01 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya