SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

BERN— Siapa bilang Korea Utara (Korut) gentar masuk grup neraka. Buktinya, tim misterius itu berani sesumbar bakal mencuri kejutan di tengah-tengah impitan para raksasa sepak bola dunia.
Ketika undian pembagian grup Piala Dunia 2010 diumumkan, publik Korut hanya bisa pasrah. Penantian panjang selama 44 tahun untuk kembali mencicipi megahnya Piala Dunia, dihargai dengan grup maut.

Chollima, julukan Timnas Korut, dipaksa berjibaku melawan Brazil dan Portugal serta tim kuda hitam Pantai Gading. Label underdog pun tak bisa ditepis.

Promosi Enjoy the Game, Garuda! Australia Bisa Dilewati

Gelandang Korut, An Yong Hak, mengaku tidak minder ditempatkan di grup maut.
Dengan tenang dan teliti, sang gelandang mengupas kekuatan masing-masing rival mereka.
“Tidak perlu diragukan, dari sisi kemampuan dan organisasi tim, Brazil berada di level tertinggi. Mereka tahu bagaimana memenangi Piala Dunia,” ujar An di kam latihan tim di Swiss, seperti dilansir goal.com, Selasa (1/6).

“Portugal memiliki salah satu pemain terbaik di dunia pada diri Cristiano Ronaldo, sedangkan Pantai Gading punya beberapa pemain yang merumput di klub-klub besar Eropa. Perjuangan kami tak akan mudah, tetapi memang tak ada pertandingan mudah di Piala Dunia,” sambung dia.

Meski menyadari jalan terjal mengadang di depan mata, An pantang menyerah sebelum berperang. Alih-alih, ia justru optimistis Chollima mampu bersinar di tengah-tengah keterbatasan. Kuncinya dengan mengasah diri melalui rangkaian partai persahabatan.

“Siapa pun yang dihadapi, kami akan melakukan yang terbaik dan bisa mengambil hasil bagus. Memang benar kami kurang pengalaman di level internasional, tetapi sampai menjelang pembukaan turnamen di Afrika Selatan, kami akan menambah pengalaman lewat berbagai partai pemanasan,” beber An.

Laga persahabatan Korut versus Republik Demokratik Kongo telah dibatalkan. Wakil zona Asia ini tinggal menyisakan satu partai uji coba melawan Nigeria di Johannesburg, Afrika Selatan, Minggu (6/6).

Terisolasi dari percaturan dunia, Korut melangkah menuju Piala Dunia di Afrika Selatan dengan membawa teka-teki mengenai skuatnya. Kali terakhir Korut mencapai putaran final Piala Dunia pada 1966. Hebatnya, meski tak dikenal, Korut mampu membenamkan Italia 1-0 dan melaju ke perempatfinal.

Kali ini, Chollima melangkah ke Afrika Selatan dengan menyandang peringkat 105 FIFA. Selain An Yong Hak, Korut memiliki beberapa pemain yang merumput di klub asing, di antaranya striker Jong Tae-Se, yang bermain di J-League Jepang bersama An Yong-Hak, pemain berkebangsaan Korea kelahiran Jepang.

Ada pula striker Hong Yong-Jo yang bermain di klub Rusia FC Rostov. Di barisan tengah ada nama Mun In-Guk, lalu kiper Ri Myong-Guk. Sang pelatih, Kim Jong-Hun, berharap anak asuhnya terinspirasi kisah sukses Korut di Piala Dunia 1966.

“Ini adalah hasil kerja keras kami, bahwa kami kembali ke Piala Dunia setelah berselang 44 tahun lamanya. Saya harap para pemain bisa mengulang kejayaan tim pendahulu mereka tahun 1966 silam.”

Korut, yang juga mencapai putaran final Piala Asia 2011, hanya memasukkan tujuh gol pada babak kualifikasi menuju Afrika Selatan. Kembalinya Korut ke jajaran atas tim sepak bola dunia, menjadi bukti dari kemajuan yang berhasil mereka capai.

Sepak bola adalah cabang olahraga paling populer di negara itu. Namun, Timnas Korut dilarang bertanding di luar negeri setelah kalah dari saingan lawasnya, Jepang dan Korea Selatan (Korsel), di babak kualifikasi menuju putaran final Piala Dunia 1994.

Korut kembali ke ajang sepak bola dunia di Asian Games 1999 Bangkok, namun mereka tidak ikut serta dalam kualifikasi menuju Piala Dunia 1998 di Prancis serta Piala Dunia 2002 di Korsel dan Jepang. Berkat penampilannya yang impresif, Badan Sepak bola Asia (AFC) menganugerahi Korut penghargaan Association of the Year.

“Asosiasi sepak bola Korea Utara telah menghasilkan pemain-pemain yang pantas untuk mengikuti final Piala Dunia FIFA, meskipun dengan sumberdaya dan fasilitas yang kalah dibandingkan dengan asosiasi yang lebih mampu secara ekonomi,” komentar AFC.

“Kesuksesan mereka di level elite hanyalah puncak dari gunung es dengan struktur akar rumput yang kuat, yang menghasilkan banyak pemain muda bertalenta dan tengah menanti kesempatan menuju puncak,” puji AFC. Kini, Chollima punya target meninggalkan Afrika Selatan dengan kepala tegak.

JIBI/SOLOPOS/yms

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya