SOLOPOS.COM - Seskab Pramono Anung didampingi Waseskab Bistok Simbolon menjawab wartawan, di Istana Negara, Jakarta, Rabu (21/10/2015). (Setkab.go.id)

Pramono Anung membantah tudingan Setnov yang menyebut dirinya menerima US$500.000 terkait proyek e-KTP.

Solopos.com, JAKARTA — Nyanyian mantan Ketua DPR Setya Novanto dalam sidang korupsi e-KTP di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (22/3/2018) ini, yang menyebut Pramono Anung dan Puan Maharani menerima jatah US$500.000 bikin geger. Pramono Anung langsung membantahnya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Politikus PDIP yang kini menjabat Sekretaris Kabinet itu menyatakan dirinya sama sekali tak punya urusan dengan proyek e-KTP. “Tidak ada sama sekali urusan dengan itu,” kata Pramono Anung di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (22/3/2018).

Dia beralasan meskipun dirinya saat itu menjadi pimpinan DPR, namun proyek e-KTP sepenuhnya merupakan proyek pemerintah. Di DPR, kata Anung, hanya Komisi II yang diajak berkonsultasi oleh pemerintah. Baca juga: Setya Novanto: Puan Maharani & Pramono Anung Terima USD500.000.

“Itu sepenuhnya proyek pemerintah, penganggaran di pemerintah, mereka hanya berkonsultasi dengan Komisi II, pimpinan DPR waktu itu termasuk Pak Marzuki Ali sama sekali tidak pernah membahas hal yang berkaitan dengan e-KTP. Silakan dicek di DPR sekarang. Kita sama sekali tak pernah membahas,” ujarnya.

Karena tidak ada urusan sama sekali dengan proyek e-KTP, Pramono mempertanyakan dari mana asal aliran dana seperti disebutkan Setya Novanto. “Kalau saya tidak ada urusan mengapa mesti dikasih, emangnya saya jagoan yang perlu dikasih,” ucapnya. Baca juga: Nazaruddin Tegas Bantah SBY Terlibat, Tapi Selalu Lupa Duit Setnov.

Pramono mengaku tahu dirinya dikaitkan dengan proyek e-KTP itu setelah membaca berita dari media online. “Jadi Pak Nov selalu bilang katanya, katanya. Kalau ditanya hakim, katanya. Tapi hal yang mengenai dirinya dia bilang tidak ingat,” ucapnya.

Ia menyebutkan sebagai orang yang cukup panjang berkarir di politik, dan karena menyangkut integritasnya maka dirinya siap dikonfrontasi dengan siapa saja. Baca juga: Buntut Sidang Korupsi E-KTP, SBY Sebut Punya Informasi yang Bikin Geger.

“Sebagai pribadi saya siap dikonfrontir dengan siapa saja, di mana saja, kapan saja, monggo-monggo saja, termasuk di persidangan karena ini sudah menyangkut integritas,” tuturnya.

Pramono menyarankan Setnov tidak menyebut nama-nama yang dipikir dapat meringankan dirinya karena ingin menjadi justice collaborator.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya