SOLOPOS.COM - Ilustrasi Logo Bank Indonesia. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Setelah mengalami inflasi pada periode sebelumnya, pada bulan September 2021 Purwokerto dan Cilacap tercatat mengalami deflasi, yaitu masing-masing sebesar -0,13 % (mtm) dan -0,12 % (mtm).

Pada periode ini, hampir seluruh kabupaten/kota IHK di Jawa Tengah mengalami deflasi kecuali Tegal dan Surakarta/Solo. Secara tahunan, inflasi di Purwokerto dan Cilacap tercatat masing-masing sebesar 1,47% (yoy) dan 1,32% (yoy), berada di bawah rentang target inflasi sebesar 3±1%.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Secara umum, Purwokerto dan Cilacap tercatat mengalami deflasi yang lebih dalam dibandingkan deflasi nasional dan Jawa Tenpah. Deflasi pada kedua daerah didorong oleh turunnya harga beberapa komoditas pangan strategis pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau, seperti telur ayam ras dan aneka cabai seiring permintaan pasar terhadap komoditas tersebut yang masih lesu.

Baca juga: Gaspol! Capaian Digitalisasi Transaksi Solo Peringkat Ke-7 Nasional

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto Samsun Hadi dalam rilisnya, Selasa (5/10/2021), menyatakan permintaan pasar tersebut salah satunya dipengaruhi oleh permintaan dari Horeca (Hotel, Restaurant, Café) yang menurun di tengah implementasi PPKM. Di sisi lain, deflasi lebih dalam tertahan oleh harga minyak goreng yang terpantau meningkat seiring dengan harga CPO dunia yang masih dalam tren peningkatan.

Perkembangan Inflasi di Purwokerto

Pada September 2021, Purwokerto mengalami deflasi sebesar -0,12% (mtm) atau 1,47% (yoy) dan 0,68% (ytd). Deflasi terutama bersumber dari penurunan harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil sebesar -0,21% (mtm). Dilihat dari komoditasnya, yang menjadi penyumbang deflasi terbesar pada periode ini adalah komoditas telur ayam ras, bawang merah, cabai rawit, anggur dan kelapa.

Di sisi lain, tekanan deflasi yang lebih dalam tertahan oleh inflasi pada kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar lainnya yang memberikan andil sebesar 0,05% (mtm). Adapun komoditas yang memberikan andil peningkatan harga terbesar pada periode ini adalah daging ayam ras, baja ringan, minyak goreng, rokok putih dan teh siap saji.

Secara tahunan, Purwokerto tercatat mengalami inflasi sebesar 1,47% (yoy). Inflasi tersebut relatif terkendali dan berada di bawah rentang sasaran inflasi 2021 sebesar 3%+1% (yoy). Capaian inflasi tahunan pada bulan September 2021 lebih rendah dibandingkan rata-rata historis inflasi bulan September dalam dua tahun terakhir (2019 s.d 2020) yang sebesar 2,03% (yoy).

Perkembangan Inflasi di Cilacap

Pada periode yang sama, Cilacap juga tercatat mengalami deflasi sebesar -0,12% (mtm) atau 1,32% (yoy) dan 0,46% (ytd). Deflasi utamanya bersumber dari penurunan harga kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang memberikan andil sebesar -0,23 % (mtm). Adapun komoditas yang menjadi penyumbang deflasi tertinggi adalah telur ayam ras, bawang merah, bawang putih, cabai rawit dan cabai merah.

Baca juga: Rupiah Digital Diluncurkan, Gubernur BI Klaim Perekonomian Lebih Efisien

Di sisi lain, kelompok pendidikan menjadi kelompok yang menahan deflasi lebih dalam, dengan andil 0,05% (mtm). Peningkatan harga terutama disumbangkan oleh akademi/perguruan tinggi, minyak goreng, beras, tahu mentah, dan upah asisten rumah tangga.

Secara tahunan, Cilacap tercatat mengalami inflasi sebesar 1,32% (yoy). Inflasi tersebut relatif terkendali dan berada di bawah rentang sasaran inflasi 2021 sebesar 3%+1 % (yoy). Capaian inflasi tahunan pada bulan September 2021 juga lebih rendah dibandingkan rata-rata historis inflasi bulan September dalam dua tahun terakhir (2019 s.d 2020) yang sebesar 1,72% (yoy).

Perkiraan Inflasi di Purwokerto dan Cilacap selama Tahun 2021

Inflasi Purwokerto dan Cilacap pada tahun 2021 diperkirakan terkendali dan berada di dalam rentang sasaran target inflasi 3+1% (yoy).

Adapun risiko yang dapat memengaruhi pencapaian inflasi ke depan antara lain perkembangan permintaan domestik khususnya rumah tangga yang terganggu sebagai upaya mengurangi tersebarnya Pandemi Covid-19, serta berbagai upaya pemulihan ekonomi nasional termasuk bantuan pemerintah untuk para pelaku usaha di tengah kondisi pandemi Covid-19.

Perubahan cuaca dan iklim yang memengaruhi produksi juga dapat berdampak pada terjadinya fluktuasi harga beberapa komoditas hortikultura. Peningkatan harga komoditas yang ditentukan oleh pemerintah seperti cukai rokok diperkirakan turut andil sebagai penyumbang inflasi.

Baca juga: Pengumuman, BI Naikkan Batas Maksimal Tarik Tunai di ATM Jadi Rp20 Juta

Pemerintah telah menetapkan kebijakan peningkatan tarif cukai rokok pada 2021 untuk jenis Sigaret Putih Mesin (SPM) dan Sigaret Kretek Mesin (SKM). Sementara itu, untuk tarif cukai Sigaret Kretek Tangan tidak mengalami peningkatan. Adapun secara rata-rata kenaikan tarif cukai rokok pada 2021 sebesar 12,5% dan berlaku mulai Februari 2021.

Kebijakan pemerintah berupa subsidi listrik, subsidi PPnBM kendaraan bermotor, dan pelonggaran LTV 100% untuk sektor real estate diperkirakan turut mendorong tingkat konsumsi masyarakat. Di sisi lain, beberapa hal yang berpotensi menahan laju inflasi yakni masih terbatasnya konsumsi dan daya beli masyarakat akibat pandemi Covid-19 yang masih berlanjut serta pasokan bahan pangan utama yang diperkirakan terkendali.

Sementara itu, pemerintah juga telah menetapkan bahwa subsidi listrik masih berlanjut pada 2021 tetapi persentase subsidinya dikurangi. Sejak April 2021, subsidi listrik untuk tegangan 450 watt berkurang menjadi 50%, sedangkan untuk tegangan 900 watt menjadi 25%.

Koordinasi antara Bank Indonesia, Pemerintah Daerah dan pihak terkait lainnya akan terus dilakukan sebagai upaya untuk menjamin ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi dan keterjangkauan harga khususnya untuk bahan kebutuhan pokok.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya