Korban voucher

(Solopos.com) – Kisah ini sudah cukup lama terjadi, tepatnya ketika grand opening sebuah mal di Solo. Saat pembukaan, mal tersebut dikunjungi ribuan orang, sehingga kesempatan ini banyak digunakan pedagang untuk memromosikan produknya.

Pada saat itu Jon Koplo yang masih kelas empat SD diajak ayahnya, Tom Gembus, dan ibunya, Lady Cempluk. Om dan buliknya juga ikut. Ketika menaiki eskalator mereka masing-masing diberi satu kupon voucher es krim senilai Rp 1.000 dari sebuah stand es krim di mal tersebut. Sedangkan harga es krim itu disebutkan Rp 4.000 per buah. Semua kupon diminta oleh Koplo dan akan digunakan untuk ditukarkan dengan es krim kesukaannya. Maka dia mengajak ayahnya untuk menukarkan voucher itu di lantai tiga. Dalam benak Koplo, dengan menukarkan empat voucher dia akan mendapatkan sebuah es krim seharga Rp 4.000 secara gratis.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sampai di stan es krim, Koplo langsung minta kepada penjaga stan, sebut saja Gendhuk Nicole, “Mbak, mau menukarkan voucher jumlahnya empat lembar. Saya minta es krim strawberry saja.”

Karena disodori empat lembar kupon, Gendhuk pun meracik empat buah es krim dan memberikannya kepada Jon Koplo.
“Ini Dik, es krimnya, bayarnya tambah Rp 12.000,” kata Gendhuk Nicole.

Mak jegagik, Koplo kaget. “Lho kok mbayar Mbak? Lagi pula saya cuma minta satu kok. Empat voucher kan nilainya Rp 4.000, berarti bisa ditukar satu es krim yang harganya Rp 4.000. Jadi pas ta?”

Dengan sabar Gendhuk Nicole menjelaskan bahwa voucher itu berlaku jika membeli dengan harga Rp 4.000 akan dikurangi Rp 1.000. Karena menukarkan empat kupon, maka Koplo harus membayar 4 x Rp 3.000 = Rp 12.000 dan mendapat empat buah es krim.

Akhirnya Koplo minta ayahnya untuk menebus es krim tersebut. Karena malu dilihat banyak orang, Gempus pun terpaksa merogoh kocek Rp 12.000 untuk menikmati es krim yang jadi terasa tidak nikmat itu.

Gantang Faqih Ulinnuha, kelas IX B, SMP Al-Islam 1, Solo