SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Phnom Penh–Jumlah korban tewas akibat kericuhan di acara festival air di jembatan Phnom Penh terus bertambah. Data terakhir, 345 orang meregang nyawa, sementara 329 lainnya luka-luka.

Stasiun televisi pemerintah melansir, dari total korban tewas, 240 di antaranya adalah wanita.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Semua orang membawa korban sanak saudaranya, termasuk wanita dan anak-anak,” ucap Vann Thon, salah seorang saksi mata. “Semua orang terlihat takut,” lanjutnya kepada Reuters, Selasa (23/11).

Saksi lainnya, Huon Khla mengatakan, kepanikan mulai terjadi saat jembatan yang digunakan untuk menyaksikan festival tersebut diisukan goyah. Warga yang ketakutan berebutan lari ke luar jembatan sehingga ada yang terinjak, bahkan tercebur ke sungai.

“Saya terjebak dalam waktu yang lama. Dan itu sangat panas, saya pun kehilangan kesadaran,” ceritanya.

PM Kamboja Hun Sen meminta maaf pada rakyatnya atas kejadian ini. Dia memerintahkan investigasi segera tentang penyebab peristiwa yang merenggut korban jiwa terbesar setelah rezin Pol Pot ini.

“Ini adalah tragedi terbesar sejak 31 tahun lalu, setelah rezim Pol Pot,” ujarnya.

Peristiwa mengenaskan ini terjadi di jembatan yang menghubungkan kota Phnom Penh dengan sebuah pulau. Saat itu, jutaan orang memadati jembatan untuk menyaksikan final acara festival air yang digelar tiap tahun.

Festival tersebut digelar tiga hari. Warga Kamboja berantusias untuk menyaksikan festival sebagai tanda berakhirnya musim hujan. Selain itu, ada juga adu balap kapal tradisional yang digelar di sungai Tonle Sap.

dtc/nad

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya