SOLOPOS.COM - Personel gabungan TNI, polisi, Perbakin, dan warga bersiaga memburu keberadaan monyet liar di Desa Sendang, Karanggede, Boyolali, Rabu (22/3/2017). (Istimewa)

Luka korban serangan monyet di Karanggede, Boyolali, dikhawatirkan membusuk. Bahkan jari tengah salah satu korban harus diamputasi.

Solopos.com, BOYOLALI — Salah satu korban serangan monyet ganas di wilayah Karanggede, Boyolali, Mbah Parmo, 82, terpaksa kehilangan satu jari tengah tangan kanannya. Jari tengah kakek lanjut usia itu terpaksa diamputasi lantaran luka yang dialaminya berpotensi menjalar ke jari-jari lainnya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Salah satu tokoh warga Karanggede dan tim pemburu monyet buas, Sukimin, mengatakan amputasi jari tengah Mbah Parmo menjadi pilihan terpahit lantaran lukanya cukup serius. Jika amputasi tak dilakukan, dikhawatirkan luka berpotensi merembet ke jari-jari lainnya.

“Amputasi sudah dilakukan beberapa hari lalu agar luka tak merembet ke bagian tubuh lainnya,” ujar Sukimin kepada Solopos.com, Minggu (20/8/2017).

Mbah Parmo adalah korban keganasan monyet buas yang kali kesekian di wilayah Karanggede. Ia mendapatkan 42 jahitan di bagian telapak tangannya.

Saat ini, kata Sukimin, para korban serangan monyet ada yang tak mendapatkan perhatian memadai. Salah satunya ialah seorang nenek renta berusia 90 tahun, Mbah Karinah. Nenek yang pergelangan kakinya nyaris putus akibat gigitan monyet ini diketahui tinggal sebatang kara di rumah gedeknya di Dukuh Gupal, Desa Warak, Karanggede.

“Selama ini, kondisi Mbah Karinah cukup memprihatinkan. Untuk kebutuhan makan sehari-hari, ia ditopang oleh sukarelawan. Sebagian dari iuran sukarela dari PNS kecamatan yang iba,” jelasnya.

Sukimin berharap Pemkab Boyolali segera merespons para korban serangan monyet yang berlatar belakang kurang mampu, khususnya untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Dikhawatirkan, jika tak ada penanganan yang memadai, luka akibat serangan monyet bisa lebih parah dan membusuk.

“Saya pernah menyampaikan masalah ini ke Pemkab Boyolali, tapi malah disuruh bikin proposal. Ya, udah. Kami lebih baik mandiri saja,” tutur Sukimin setengah kecewa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya