SOLOPOS.COM - Warga Dusun Selorejo RT 002/RW 002 Karangbangun, Matesih, Setu Mulyanto, 42, (kiri) memeriksa kerusakan mobil miliknya, Minggu (10/2/2013). (Kurniawan/JIBI/SOLOPOS)


Warga Dusun Selorejo RT 002/RW 002 Karangbangun, Matesih, Setu Mulyanto, 42, (kiri) memeriksa kerusakan mobil miliknya, Minggu (10/2/2013). Kendaraan satu-satunya sumber penghasilan Setu ringsek lantaran tertimpa pohon di pelataran Astana Giribangun.(Kurniawan/JIBI/SOLOPOS)

KARANGANYAR–Setu Mulyanto, 42, korban pohon tumbang di pelataran parkir Astana Giribangun, Kecamatan Matesih, Karanganyar, Selasa (29/1/2013), berharap mendapatkan bantuan uang tunai.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Korban yang merupakan warga Dusun Selorejo RT 002/RW 002 Desa Karangbangun, Matesih, memang tidak mengalami luka sedikit pun dalam peristiwa pohon tumbang saat itu. Namun mobil Zebra berpelat nomor AD 9380 TP miliknya rusak parah tertimpa pohon Flamboyan. Padahal mobil produksi tahun 1992 tersebut merupakan satu-satunya sumber penghasilan korban.

“Mobil butut ini satu-satunya sumber pendapatan keluarga. Saya adalah sopir angkutan yang saban hari mangkal di area parkir C Astana Giribangun,” ujar Setu saat ditemui Solopos.com, Minggu (10/2/2013).

Dia mengungkapkan, kendati musibah yang menimpanya terjadi akhir bulan lalu tapi sampai sekarang belum ada bantuan sepeser pun baik dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar maupun Yayasan Ibu Tien Soeharto selaku pengelola Astana Giribangun.

Korban sendiri tidak mempunyai uang untuk memperbaiki kerusakan mobil satu-satunya milik dia. Sebab bila ditaksir biaya perbaikan mobil mencapai Rp12 juta.  “Sejak mobil rusak sampai saat ini saya belum bisa narik lagi, tidak punya uang untuk perbaikan. Jadi keluarga saya tidak ada pemasukan sepeser pun sekitar 10 hari ini,” imbuhnya.

Tak Miliki Izin

Musibah pohon tumbang yang menimpa mobil Setu Mulyanto terjadi sekitar pukul 17.30 WIB. Pohon Flamboyan dengan diameter sekitar 75 sentimeter roboh menimpa mobil Setu setelah diterjang angin kencang dan hujan deras.

“Saat ini saya hanya bisa berharap ada uluran bantuan dari pemerintah dan yayasan supaya dapur keluarga saya tetap mengepul,” iba dia.

Terpisah, pengelola Astana Giribangun, Sukirno, mengakui musibah yang dialami korban terjadi di pelataran parkir Astana Giribangun. Namun dia menegaskan pihaknya tidak mempunyai anggaran untuk diberikan sebagai bantuan kepada korban. Apalagi menurutnya jasa angkutan umum yang dilakoni korban tidak memiliki izin operasi alias liar.

Sukirno menjelaskan, selama ini pengelola Astana Giribangun tidak bertanggung jawab terhadap beroperasinya jasa angkutan umum yang dilakukan Setu Mulyanto dan puluhan sopir lain. “Mereka tidak pernah berkoordinasi dengan kami untuk beroperasi di area parkir kami dan melayani para peziarah. Jadi yang lebih patut memberikan bantuan uang kepada korban saya pikir ya Pemkab Karanganyar,” terang dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya