SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Semarangpos.com, JEPARA &mdash;</strong> Anggota Komisi VII DPR Daryatmo Mardiyanto merespons keluhan warga Kecamatan Bangsri, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah yang terdampak debu batubara PLTU Tanjungjati B Jepara.</p><p>"Kami ingin mengetahui secara langsung kondisi warga seperti apa. Keluhan apa saja dan dampak bagi kesehatan, pertanian hingga lingkungannya seperti apa," kata anggota Komisi VII DPR RI Daryatmo Mardiyanto di sela-sela kunjungannya di Dusun Margokerto, Desa Bondo, Kecamatan Bangsri, Jepara, Jateng, Minggu (16/9/2018). Menurut dia, ketika tidak turun sendiri secara langsung, tentunya tidak akan mendapatkan gambaran secara utuh.</p><p>Ia mengatakan terdapat sejumlah titik di Dusun Margokerto yang didatangi untuk mengetahui dampak yang dialami warga. Daryatmo yang merupakan politisi dari PDI Perjuangan itu, didampingi jajaran Forum Warga Tanjungjati Bersatu (FWTB) dalam melihat langsung areal pertanian cabai, terung dan kacang yang dikelola warga.</p><p>Berdasar pengamatan, tanaman cabai di lahan yang lokasinya bersebelahan dengan PLTU TJB itu kondisinya tidak lazim. Di antaranya, ukuran daunnya kecil, mengkerut dan ada tumpukan semacam debu atau abu berwarna abu-abu.</p><p>Kondisi tidak jauh berbeda juga terjadi pada tanaman cabai, karena pada tangkai cabai cenderung kering dan membusuk. Sementara itu, tanaman kacang ketika dicabut, jumlah kacang pada bagian akar tergolong kecil. Hanya seukuran bagian ujung jari kelingking tangan. Biasanya untuk setiap satu tanaman mampu berbuah antara 20 kacang-40 kacang, sedangkan saat ini rata-rata setiap tanaman hanya berisi sekitar 10 kacang.</p><p>Sementara itu, untuk tanaman terong, daunnya cenderung penuh lubang dan ada tumpukan material semacam debu atau abu, sedangkan permukaan rumput di kawasan areal pertanian itu cenderung licin seperti bekas kena cipratan oli. "Sampel tanaman ini akan kami bawa ke Jakarta. Ini akan disampaikan kepada pihak-pihak terkait," ujar politisi PDIP dari Daerah Pemilihan II Jateng (Jepara, Kudus dan Demak) itu.</p><p>Daryatmo juga blusukan ke kawasan pemukiman warga, khususnya RT 004/RW 008 Dusun Margokerto. Ia melihat langsung debu atau abu yang diyakini warga berasal dari PLTU Tanjungjati B Jepara. &nbsp;"Kami juga bertemu langsung dengan puluhan warga, yang berasal dari unsur ketua RT dan RW, tokoh pemuda dan tokoh masyarakat di balai pertemuan setempat," ujarnya.</p><p>Sementara itu, Ketua Forum Warga Tanjungjati Bersatu Hadi Priyanto mengatakan lahan pertanian yang terdampak abu atau debu batubara PLTU Tanjungjati B sekitar 20 ha. Pertumbuhan tanaman palawija yang ditanam di lahan yang bersebelahan dengan PLTU itu, katanya, tidak lazim dan berpotensi gagal panen.</p><p>Selain itu, lanjut dia, abu atau debu batubara itu juga mengganggu kesehatan warga. Ia mengakui kehadiran PLTU memang menunjang kebutuhan listrik nasional. Namun, pihaknya ingin agar PLTU juga memperhatikan berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat sekitar.</p><p>"Kami ingin hidup berdampingan secara harmonis dengan PLTU. Kami berharap Komisi VII DPR bisa mencarikan solusi terbaik terkait persoalan ini," ujarnya.</p><p><em><strong><a href="http://semarang.solopos.com/">KLIK</a> dan <a href="https://www.facebook.com/SemarangPos">LIKE</a> di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya</strong></em></p>

Promosi Kirana Plus, Asuransi Proteksi Jiwa Inovasi Layanan Terbaru BRI dan BRI Life

Ekspedisi Mudik 2024
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya