SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, KLATEN — PT Krishna Alam Sejahtera memberikan tawaran yang menggiurkan bagi warga agar mau menjadi mitra kerja. Tawaran tersebut berupa pekerjaan yang mudah dan pendapatan yang besar.

Tawaran itu pula yang membuat Mujiono, 55, tergoda hingga terperosok lubang utang ke salah satu lembaha perbankan di Klaten. Warga RT 004/RW 004, Kringinan, Kajen, Ceper, Klaten, ini tergiur dengan iming-iming gaji besar dengan beban kerja relatif ringan saat bergabung sebagai mitra kerja PT Krishna Alam Sejahtera.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Apalagi rumah Mujiono relatif dekat dengan kantor PT Krishna Alam Sejahtera di RT 001/RW 004 Kringinan, Kajen, Ceper. Mujiono pun kemudian berusaha mencari tahu tentang perusahaan yang bergerak di bidang pengeringan bahan jamu alias supplier rempah herbal itu.

Mujiono bertanya-tanya kepada beberapa tetangganya yang sudah lebih dulu bergabung sebagai mitra. Ditambah lagi jumlah mitra kerja perusahaan tersebut yang semakin hari semakin bertambah kian memperbesar keyakinan Mujiono untuk bergabung.

Ekspedisi Mudik 2024

Mujiono sehari-hari bekerja sebagai buruh di pengecoran logam di Batur, Ceper. Dari pekerjaan itu, dia memperoleh upah Rp400.000 per pekan. Suatu hari saat pulang ke rumah, dia mendengar cerita yang tentang betapa enaknya menjadi mitra kerja PT Krishna Alam Sejahtera.

“Intinya kerja tak seberapa, hasilnya lumayan. Cukup setor Rp8 juta akan memperoleh gaji Rp1 juta per pekan, setor Rp16 juta memperoleh gaji Rp2 juta per pekan, setor Rp24 juta memperoleh gaji senilai Rp3 juta per pekan. Kerjanya pun sangat ringan, yakni hanya mengeringkan bahan jamu dengan oven,” kata Mujiono saat ditemui Solopos.com, Jumat (12/7/2019).

Mujiono pun terpedaya dengan cerita mengasyikkan tersebut. Di rumahnya, Mujiono sudah memiliki dana segar Rp6 juta. Mujiono membulatkan tekad meminjam uang di bank senilai Rp10 juta.

Saat uang Rp16 juta sudah di kantong, Mujiono langsung mendaftar ke kantor PT Krishna Alam Sejahtera guna menyerahkan setoran awal, pekan lalu. Mujiono sudah punya bayangan uang itu bisa kembali alias balik modal dalam waktu dua bulan.

Hal itu sesuai janji PT Krishna Alam Sejahtera yang menggaji Rp2 juta per pekan bagi penyetor dana awal Rp16 juta. Namun, untung tak dapat diraih, malang tak bisa ditolak.

“Setelah setor uang itu, pimpinan perusahaannya malah kabur. Padahal, saya belum pernah menikmati gaji sama sekali. Saya anggap uang itu sudah hilang. Sekarang hanya fokus mencicil utang ke bank. Istri saya marah. Tapi bagaimana lagi. Semuanya sudah telanjur. Risikonya memang seperti ini. Untung ketiga anak saya sudah mentas semuanya,” katanya.

Mitra kerja PT Krishna Alam Sejahtera lainnya, Wahyudi, 50, memiliki kisah tak jauh berbeda. Kontraktor asal Juwiring ini mengaku tertarik menyetor uang ke PT Krishna Alam Sejahtera karena tergiur dengan gaji besar dan kerja ringan.

Tak tanggung-tanggung, Wahyudi menyetor Rp648 juta. Awal mulanya Wahyudi juga mengenal PT Krishna Alam Sejahtera dari getok tular sejumlah orang dekatnya. Dari cerita yang menggiurkan itu, Wahyudi langsung berkenalan dengan Direktur PT Krishna Alam Sejahtera, Alfarizi.

Dari perkenalannya itu, Wahyudi mengaku digoda terus-menerus agar bersedia menyetor modal awal. “Alfarizi itu kalau ngomong santun. Saya juga belajar agama ke dia. Dia memang pintar di bidang agama. Gayanya seperti seorang kyai. Dia mengaku jebolan pondok pesantren di Jatim dan bergelar Gus. Ternyata saya dibohongi,” ujar Wahyudi.

Uang Rp300 juta dari Rp648 juta yang disetor Wahyudi merupakan pinjaman dari bank. Jumat itu, Wahyudi dan mitra kerja lainnya akhirnya melaporkan kasus ini ke polisi.

“Yang saya laporkan atas nama PT Krishna Alam Sejahtera milik dia [Alfarizi]. Sekarang saya panggil dia, bukan beliau lagi,” katanya.

Mitra kerja lainnya asal Sumber, Trucuk, Ny. Kusni, 32, juga terbuai janji manis PT Krishna Alam Sejahtera. Semula Ny. Kusni bekerja sebagai karyawan di perusahaan swasta.

Balik Modal

Ibu satu anak ini memutuskan resign dan menjadi seorang ibu rumah tangga (IRT). Agar sumber pendapatan keluarganya tetap tercukupi, Ny. Kusni bergabung sebagai mitra kerja PT Krishna Alam Sejahtera.

“Saya ambil paket B [menyetor modal Rp16 juta]. Sebenarnya sudah ada orang-orang dekat yang mengingatkan [tentang risiko bergabung di PT Krishna Alam Sejahtera]. Saya nekat bergabung. Ternyata, duit saya malah dibawa kabur,” katanya.

Salah seorang mitra kerja PT Krishna Alam Sejahtera asal Kajen, Tugiman, 42, mengaku sudah balik modal senilai Rp16 juta saat kasus ini terungkap, Jumat. “Saya sudah bergabung selama empat bulan. Selain ikut di paket B [modal awal Rp16 juta], saya juga menjadi buruh karena dititipi mitra kerja lainnya [membantu mengeringkan bahan jamu milik mitra kerja lainnya],” jelas Tugiman.

Saat menjadi buruh itu, Tugiman memperoleh upah Rp500.000 per pekan. “Kerjanya memang sangat ringan. Info yang saya peroleh, bahan jamu itu akan disetor ke Jakarta. Ada juga yang akan diekspor,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya