SOLOPOS.COM - Jenazah Estinuha Ilmi Zakiyah, 18, salah satu korban tewas dalam kecelakaan bus maut di Baturaden, Banyumas, saat akan dimakamkan di Desa Madu, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali, Senin (5/11/2012). (Foto: Septhia Ryanthie/JIBI/SOLOPOS)

Jenazah Estinuha Ilmi Zakiyah, 18, salah satu korban tewas dalam kecelakaan bus maut di Baturaden, Banyumas, saat akan dimakamkan di Desa Madu, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali, Senin (5/11/2012). (Foto: Septhia Ryanthie/JIBI/SOLOPOS)

BOYOLALI–Esti Nuha Ilmazakkiya, 18, menjadi salah satu korban kecelakaan maut di Baturraden, Banyumas. Mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Diponegoro (Undip) Semarang itu dimakamkan di Dukuh Banjaran, RT 004/RW 001, Desa Madu, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali, Senin (5/11/2012).

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Desa Madu merupakan daerah asal orangtua korban, yaitu Sri Waluyo,49, dan Siti Zaenab,47. Esti tidak dimakamkan di daerah tempat tinggalnya di kawasan Jaka Sampurna, Bekasi, mengingat orangtuanya kini masih di Tanah Suci untuk menunaikan ibadah haji. Mereka dijadwalkan tiba di Tanah Air tanggal 21 November mendatang.

Paman Esti, Setyono, 51, mengemukakan keputusan untuk memakamkan jenazah Esti diambil setelah sebelumnya dirapatkan oleh pihak keluarga dan juga atas permintaan Sri Waluyo. Rumah itu saat ini ditinggali nenek korban, Marto Wiryo, 70.

“Kalau dimakamkan di sana tidak ada yang mengurusi. Yang di Bekasi hanya ada dua adiknya, Fatin Amani, 16 dan Rafa Arfako Isthikaro, 5,” ujar Setyono yang merupakan kakak kandung Sri Waluyo, saat ditemui wartawan di sela-sela pemakaman, Senin.

Informasi tentang kecelakaan tersebut diterima keluarga Minggu sore, sekitar pukul 19.00 WIB, setelah adik korban, Arsi, membaca komentar di Twitter dari salah satu mahasiswa Undip tentang kecelakaan itu. Arsi kemudian menghubungi pamannya, Sri Suprapto, kemudian diteruskan ke Setyono yang tinggal di Salatiga.

“Selanjutnya saya telepon ke Undip guna memastikan kejadian itu,” lanjut Setyono.

Dari Undip, Setyono mendapatkan kepastian bahwa salah satu dari dua korban dari Undip itu benar keponakannya. Setelah itu, pihaknya baru menghubungi orangtua korban di Tanah Suci. Namun kala itu, Sri Waluyo dan Siti Zaenab belum dapat dihubungi langsung. Pihak keluarga selanjutnya menghubungi salah satu teman Sri Waluyo yang tengah juga tengah menunaikan ibadah haji guna menyampaikan pesan duka itu. Setelah itulah komunikasi keluarga dengan Sri Waluyo bisa dilakukan.

“Saat pertama kali mendengar kabar tentang anaknya, adik saya jelas syok, namanya juga anak. Namun setelah itu dapat merelakan kepergiannya dengan ikhlas,” imbuhnya.

Jenazah Esti tiba di rumah duka sekitar pukul 10.00 WIB, diiringi civitas akademika Undip, termasuk rekan-rekan kampusnya. Jenazah dimakamkan di permakaman umum Desa Madu yang berjarak sekitar 700 meter dari rumah duka, sekitar pukul 15.00 WIB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya