SOLOPOS.COM - Tim gabungan memeriksa jenazah petani korban jebakan tikus di Dukuh Ngaringrejo, Desa Newung, Sukodono, Sragen, Kamis (22/4/2021). (Istimewa-BPBD Sragen)

Solopos.com, SRAGEN -- Korban jiwa akibat tersetrum jebakan tikus beraliran listrik kembali muncul di Kabupaten Sragen. Kurun waktu dua bulan terakhir berdasarkan catatan Solopos.com, sedikitnya empat warga Bumi Sukowati telah meninggal dunia karena terkena setrum alat pembasmi hama pengerat tersebut.

Terbaru, petani asal Dukuh Ngaringrejo RT 022, Desa Newung, Sukodono, Sragen, Suyadi Siswanto, 60, ditemukan meninggal dunia dalam kondisi tergeletak di pematang sawah, Kamis (22/4/2021) pagi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen, Sugeng Priyono, mengatakan korban pergi ke sawah untuk membersihkan rumput. Setelah selesai menyiangi sawah atau matun, korban hendak menaruh rumput di pematang sawah.

Baca juga: Jebakan Tikus Berlistrik Kembali Makan Korban Petani di Sukodono Sragen

“Tanpa disengaja korban memegangi kawat beraliran listrik yang digunakan untuk menjebak tikus. Korban tersetrum dan akhirnya meninggal dunia,” ujarnya, Kamis.

Sekretaris Desa Newung, Sukodono, Nasrul Hamsah, mengatakan jebakan tikus berlistrik itu di sawah milik korban sendiri.

Camat Sukodono Riyadi Guntur Rilo Subroto mengatakan Sukodono itu lahan pertaniannya sempit tetapi kasus kematian petani akibat jebatan tikus berlistrik paling banyak.

“Sosialisasi sudah berulang-ulang tetapi petani sendiri yang nekat,” ujarnya.

Baca juga: Tambah 1 Lagi, Total 4 Guru SMAN 1 Gondang Sragen Meninggal Positif Covid-19

Pada hari yang sama, Kamis kemarin, diketahui tiga perempuan buruh tani asal Dukuh Gonggangan, Desa Bendo, Kecamatan Sukodono, Sragen, mengalami luka bakar lantaran tersengat setrum dari kawat jebakan tikus berlistrik di areal persawahan.

Peristiwa itu terjadi di Dukuh Nginggil RT 015, Bendo, Sukodono, Sragen. Ketiga buruh tani berinisial P, 48, R, 53, dan Ng, 57, itu mengalami luka-luka dan sempat dilarikan ke rumah sakit terdekat.

Tak Ditemukan Tanda-Tanda Penganiayaan

Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Desa Bendo, Sukodono, Sragen, Dyah Prabantari, saat dihubungi Solopos.com, Kamis siang, menyampaikan saat itu tiga buruh tani itu bermaksud bekerja di sawah untuk matun atau menyiangi rumput.

“Salah satu buruh tani itu tersandung kawat jebakan tikus yang beraliran listrik dan masih aktif saat lewat pematang sawah. Dua buruh tani lainnya berusaha menolong temannya itu. Akhirnya ketiganya terkena sengatan listrik dari kawat jebakan tikus berlistrik itu,” jelasnya.

Ketiga korban itu selamat dan tidak ada yang opname atau rawat inap di rumah sakit.

Sebelumnya pada Rabu (14/4/2021), Kemis, 80, petani asal Dukuh Karangpelem, Desa Karanganom, Sukodono, Sragen, ditemukan meninggal dunia di area persawahan di desa setempat.

Baca juga: Di Sragen Masih Ada Kesenjangan Upah Pekerja Perempuan dengan Laki-Laki

Hasil identifikasi Tim Inafis Polres Sragen dan Puskesmas Sukodono, tidak ditemukan tanda-tanda bekas penganiayaan. Polisi menyimpulkan penyebab kematian korban murni karena tersengat aliran listrik dari jebakan tikus yang ia buat sendiri.

Korban lainnya yakni seorang petani Dukuh Sadang RT 002, Desa Kecik, Tanon, Sragen, Cipto Purnomo Wagiman, 56, meregang nyawa lantaran diduga tersetrum jebakan tikus yang dipasangnya sendiri.

Peristiwa itu terjadi di sawah milik korban di Dukuh Kaping RT 032, Kecik, Tanon, Sragen, Sabtu (10/4/2021) sekitar pukul 17.00 WIB.

Baca juga: Sekolah di Sragen Ini Peringati Hari Kartini dengan Bagi-Bagi Takjil

Kepala Pelaksana BPBD Sragen, Sugeng Priyono, menjelaskan peristiwa petani tersetrum itu bermula saat siang hari korban memasang perangkap atau jebakan tikus di sawahnya.

"Kemudian pada sore harinya, korban menghidupkan mesin genzet untuk sumber listrik jebakan tikus itu. Lalu korban berkeliling sawah. Setelah beberapa saat ada warga setempat yang melihat korban terjatuh dalam kondisi tengkurap. Warga lain yang mengetahui berusaha menolong korban. Yakni dengan mematikan mesin genzet dan mengevakuasi petani tersetrum itu ke klinik terdekat," ujarnya.

Sugeng menerangkan saat dalam perjalanan ke klinik itulah korban menghembuskan napas terakhir.

Peristiwa jebakan tikus berlistrik menelan korban nyawa juga terjadi di wilayah Dukuh Gabus Wetan RT 005, Desa Gabus, Kecamatan Ngrampal, Sragen, Jawa Tengah, Sabtu (6/3/2021). Seorang petani asal Gabus Wetan, Sunardi, 60, meninggal dunia di lokasi persemaian bibit padi di sawahnya.



Imbauan Aparat Berwajib

Camat Ngrampal Joko Hendang Murdono menyampaikan berdasarkan laporan dari warga, jenazah korban ditemukan dua orang petani setempat saat ke sawah.

“Awalnya ada warga yang mencari korban ke sawah untuk memberitahukan supaya ikut mengiring pengantin. Sesampainya di sawah, warga itu mendapati korban yang dicari sudah tengkurap di tempat persemaian bibit padinya dalam kondisi meninggal dunia. Warga itu berteriak dan kemudian didengar warga lainnya,” ujar Joko.

Baca juga: Tak Ingin Kecolongan, Polisi Awasi Jalan Tikus di Sragen Saat Penyekatan Pemudik

Banyaknya korban meninggal maupun luka akibat tersetrum jebakan tikus beraliran listrik menjadi perhatian aparat berwajib. Kapolres Sragen, AKBP Yuswanto Ardi, menegaskan pemerintah daerah bersama Polri, TNI, telah mengimbau kalangan petani untuk tidak mengambil tindakan yang membahayakan nyawa mereka sendiri dan orang lain.

Dia mengingatkan pemasangan jebakan tikus beraliran listrik sudah cukup banyak memakan korban. Bila imbauan tidak mempan, polisi bersama TNI akan mengambil sikap tegas yakni menertibkan semua jebakan tikus yang ada di area persawahan.

“Imbauan sudah dilaksanakan. Edukasi terkait cara pemberantasan hama tikus juga sudah diberikan. Demi keselamatan masyarakat, maka sangat mungkin dilakukan penertiban [razia jebakan tikus],” tegas AKBP Yuswanto Ardi kepada Solopos.com, Jumat (16/4/2021).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya