SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p>Solopos.com, GENOA – Petugas pertolong terus melakukan pencarian sepanjang malam terhadap para korban runtuhnya Jembatan Morandi di kota pelabuhan Italia, Genoa, Selasa (14/8/2018). Hingga Rabu (15/8/2018) jumlah korban tewas dilaporkan mencapai setidaknya 26 orang. Jumlah korban ini dikhawatirkan masih bisa bertambah hingga mencapai 30-an orang.&nbsp;</p><p>Satu bagian jembatan yang berketinggian 50 meter itu runtuh kemarin saat berlangsungnya hujan, termasuk salah satu menaranya yang menjadi penanggung beban. Sebanyak 35 kendaraan yang tengah berada di ruas itu ikut jatuh. Bongkahan-bongkahan besar beton bagian jembatan jatuh menimpa dua gudang, jalur kereta, dan sungai yang ada di bawahnya. Pemerintah wilayah Liguria tempat jembatan itu berada menyebut 19 jenazah yang sudah dievakuasi sudah berhasil diidentifikasi. Sebanyak 15 orang korban selamat juga dirawat di rumah sakit, sembilan di antara mereka dalam kondisi serius.&nbsp;</p><p>Lebih dari 400 orang dievakuasi dari bangunan-bangunan yang berada di dekat atau di bawah bagian jembatan yangmasih berdiri. Otoritas pertolongan menyebut para korban adalah orang-orang yang sedang berkendara melintasi jembatan dan bukannya mereka yang berada di bawah atau di sekitar jembatan.</p><p>Gambar yang diambil dari udara menunjukkan truk-truk dan mobil-mobil yang terhenti di kedua ujung jembatan. Bagian yang runtuh dari jembatan yang dibangun pada 1967 itu sepanjang 80 meter. Salah satu pengendara mobil,&nbsp;Alessandro Megna, kepada stasiun radio <em>RAI</em> mengisahkan dia sedang terjebak kemacetan lalu lintas ketika jembatan di depannya tiba-tiba runtuh. "Tiba-tiba saja ada bagian jembatan yang runtuh, membawa semua kendaraan yang sedang berada di atasnya. Seperti kiamat. Saya seperti tak percaya dengan apa yang saya lihat," kata dia.&nbsp;</p><p>Seorang pejabat otoritas pertolongan menyebut ada 30 mobil dan antara lima hingga 10 truk yang berada di bagian jembatan yang runtuh itu. Lebih kurang 300 petugas pemadam kebakaran bersama 400 polisi diterjunkan untuk mencari para korban yang masih terjebak. Anjing-anjing pelacak juga dikerahkan untuk mengendus dan mengidentifikasi lokasi korban.&nbsp;</p><p>"Orang yang tinggal di Genoa melewati jembatan ini dua kali sehari," kata Wakil Menteri Perhubungan Italia, Edoardo Rixi, yang berasal dari kota itu. "Kita sudah tidak bisa lagi hidup dengan menggunakan infrastruktur yang dibangun di tahun 1950-an dan 1960-an," imbuh dia.&nbsp;</p><p>Menteri Perhubungan Danilo Toninelli dalam wawancara di televisi menyatakan musibah ini menjadi contoh buruknya perawatan infrastruktur yang sangat akut di Italia. Dalam sebuah wawancara pada 2016 yang diunggah di media <em>online</em>, seorang peneliti bidang konstruksi beton di Universitas Genoa,&nbsp;Antonio Brencich,&nbsp; menyatakan Jembatan Morandi sering dipuji sebagai contoh kemajuan teknologi. Namun menurut dia jembatan itu sebenarnya malapetaka di bidang konstruksi.&nbsp; Brencich tidak menyebut apakah ancaman runtuh adalah salah satu bahaya pada jembatan itu. Dia menyatakan jembatan itu membutuhkan perawatan yang terus-menerus dan pada akhirnya harus diruntuhkan sama sekali dan dibangun baru.&nbsp;</p><p>Jembatan sepanjang 1,2 km itu dibangun pada 1967 dan direhabilitasi pada 2016. Jembatan itu menjadi bagian jalan tol A10 yang menghubungkan kawasan industri di Italia utara dengan kawasan wisata Riviera Italia dan pantai selatan Prancis.&nbsp;</p>

Promosi Program Pemberdayaan BRI Bikin Peternakan Ayam di Surabaya Ini Berkembang

Ekspedisi Mudik 2024
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya