Suasana pemakaman ayor Pnb Heri Setiawan di Taman Makam Pahlawan Giripeni, Wates, Kulonprogo Jumat (22/6) siang. (JIBI/Harian Jogja/MG Noviarizal Fernandez)
“Ini bunganya kegedean. Dilepas kecil-kecil dong,” celoteh Manda, 4, di tengah upacara pemakaman ayahnya, Mayor Pnb Heri Setiawan di Taman Makam Pahlawan Giripeni, Wates, Jumat (22/6) siang.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Dibantu salah seorang Wanita Angkatan Udara (Wara), gadis imut bercelana biru langit tersebut melepas satu persatu kelopak bunga dalam keranjang yang sejatinya akan ditabur di atas pusara ayahnya.
Berdiri agak jauh, Galih, kakak Manda. Berbeda dengan adiknya, aroma kesedihan yang mendalam terlihat jelas di wajahnya. Sesekali, ia melirik ke kiri, memandangi ibunya, Erni Susilowati yang terus menangis, sejak menginjakkan kaki di kompleks pemakaman tersebut.
Wanita yang mengenakan setelan serba hitam terlihat sangat shock. Ia sempat tidak kuasa berdiri ketika menabur bunga di makam suaminya. Di sebelah wanita yang berprofesi sebagai dokter tersebut, berdiri Juminatun, ibu kandung almarhum Heri yang juga terus meneteskan air mata.
Kesedihan juga turut dirasakan oleh rekan kerja Heri, Mayor Pnb Setiawan. Pria yang mengenakan seragam dinas harian tersebut mengaku sangat kehilangan sahabatnya. Pasalnya, sejak masa pendidikan sebagai Karbol AAU tahun 1995 dan tamat 1998, serta pendidikan penerbang tahun 2000, keduanya selalu bersama-sama, hingga akhirnya turut ditempatkan di Skuadron 2 Lanud Halim.
”Saya sebagai sahabat sangat kehilangan. Kami sudah melakukan berbagai tugas secara bersama-sama termasuk 700 hingga 800 jam terbang bersama dalam berbagai operasi militer termasuk di Aceh,” ujarnya.
Mayor Pnb Heri Setiawan menjadi salah satu korban kecelakaan pesawat Fokker 27 milik TNI AU kemarin.(ali)
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
