Jakarta [SPFM], Banyaknya korban pada antrean Blackberry diskon di Pacific Place, Jakarta Pusat, dinilai sebagai gambaran masyarakat yang terjebak dalam konsumerisme yang begitu intensif. Pada saat yang sama, masyarakat juga tidak memiliki edukasi antre sebagai budaya hidup. Hal itu disampaikan Sosiolog Universitas Indonesia Imam B. Prasodjo, kepada detikcom, Jum’at (25/11). Imam menambahkan pengorganisasian yang tertib juga diperlukan pihak penyelenggara karena kurangnya keahlian untuk menata event secara professional, terlebih untuk event-event yang mengundang massa.
Promosi Piala Dunia 2026 dan Memori Indah Hindia Belanda
Sebelumnya diberitakan ribuan orang rela mengantre dari pagi untuk membeli BlackBerry tipe Belagio 9790 dengan separuh harga. Event promo itu menelan korban 3 orang patah tulang dan 90 orang sempat dirawat di ruang medis. [dtc/dtp]