Koran Wall Street Journal Edisi Eropa & Asia Berhenti Cetak

The Wall Street Journal akan berfokus mengembangkan pelanggan koran digitalnya di Asia dan Eropa.

Solopos.com, HONG KONG – Kemajuan teknologi digital memaksa media-media arus utama yang berasal dari produk cetak untuk segera beralih ke digital.

Promosi Kisah Agen Mitra UMi di Karawang: Penghasilan Bertambah dan Bantu Ekonomi Warga

Contoh terbaru adalah kerugian yang diderita The Wall Street Journal (WSJ) memaksa induk perusahaannya, News Corp, menghentikan koran harian  WSJ edisi Eropa dan Asia.

Dilansir The Guardian, Jumat (29/9/2017), News Corp mengumumkan kerugian sebesar 643 juta dolar AS atau kurang lebih Rp8,6 miliar dalam kurun waktu Juni 2016 hingga Juni 2017. Data tersebut berbanding terbalik dengan hasil tahun sebelumnya di mana News Corp masih untung 235 juta dolar AS atau sekitar Rp3,1 triliun.

Tak hanya kerugian, WJS mengklaim perubahan struktur editorial juga menjadi pertimbangan penghentian koran cetak edisi Asia dan Eropa. Perubahan struktur editorial sudah dilakukan sejak Desember 2016. Koran edisi Eropa menerbitkan cetakan terakhir Jumat ini, sedangkan edisi Asia akan menerbitkan edisi terakhir pada Sabtu (7/10/2017).

Meski mengalami kerugian di ranah cetak, WJS mencatat kenaikan di ranah pelanggan digital. Belum lama ini WSJ mencatatkan penambahan pelanggan digital sebanyak 322.000 sehingga totalnya media yang berfokus pada berita bisnis itu memiliki 1,27 juta pelanggan digital.

Dari segi harga, berlangganan koran jauh lebih mahal dari berlangganan secara digital. Di Hong Kong koran WSJ dijual seharga 2,2 Poundsterling atau kurang lebih Rp39.000. Sedangkan pelanggan digital hanya perlu membayar 82 Poundsterling atau Rp1,4 juta untuk menikmati semua konten WSJ selama enam bulan.

Koran WSJ edisi Asia pertama kali terbit pada 1976, sedangkan koran edisi Eropa pertama kaali terbit pada 1983.