SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SOLO–Koperasi kini tak bisa dipandang remeh. Badan usaha ini mulai bersaing di pasar ritel moderen, dengan mengusung merek UKM mart.

Sebanyak 108 UKM mart tersebar di Indonesia, dan dua di antaranya berada di Solo, yakni di KPRI di dekat kantor Kementerian Agama Solo dan di kompleks UNS. Selain itu, UKM mart juga ada di Bandara Adi Soemarmo. Deputi Bidang Pemasaran dan Jaringan Kementerian Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), Neddy Rafinaldy Halim, menyatakan keyakinannya UKM mart bakal bertahan bersaing dengan dua toko ritel moderen sejenis yang telah lebih dahulu hadir.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kuncinya, kata dia, UKM mart harus menjadi toko ritel moderen yang dikelola dengan baik. Dalam hal tampilan fisik, UKM mart harus tampak terang, dengan dinding luar berupa kaca sehingga calon pembeli bisa melihat isinya dari luar. Tak cukup dengan itu, penataan barang yang dijual pun harus rapi dan terpisah dengan baik.

“Saya yakin asalkan dikelola dengan baik, UKM mart mampu bersaing dengan mart-mart lain yang sudah eksis,” ungkap Neddy, saat ditemui wartawan, di sela-sela membuka acara Klinik Bisnis UKM di Kusuma Sahid Prince Hotel (KSPH), Senin (5/3).

Untuk mengembangkan UKM mart, Kementerian Koperasi dan UMKM telah menyalurkan bantuan senilai Rp65 juta kepada 108 UKM mart. Sebanyak 84 telah berdiri hingga akhir tahun 2011, dan 24 di awal tahun 2012. Dana hibah Rp65 juta memang diperuntukkan untuk koperasi yang memiliki unit usaha toko agar dikelola secara moderen dengan merek UKM mart. Neddy berharap sedikitnya 10.000 dari total 188.081 unit koperasi di Indonesia bisa mengelola UKM mart, atau di tahun ini setidaknya 500 UKM mart terbentuk.

Sementara itu, acara Klinik Bisnis UKM diisi pemateri Pakar Teknologi Pangan dari Universitas Pasundan, Thomas Gozali, yang membeberkan pentingnya pengemasan produk. Dalam acara yang diikuti puluhan UKM itu, Thomas membagikan kiat-kiat membuat kemasan yang bagus. Berbagai alternatif kemasan dia beberkan, mulai dari jenis-jenis plastik hingga apa saja yang harus ada di kemasan. Pakar teknologi pengemasan ini juga mengajak peserta aktif mencoba menggunakan kemasan yang sesuai dan dapat memberi nilai tambah pada produk masing-masing.

Menurut Thomas, kesuksesan sebuah produk bisa sangat bergantung pada kemasan dan merek yang diusung. Karakter merek yang kuat akan melekat pada benak konsumen sehingga konsumen pun tertarik membeli produk. Dalam kasus ini, dia memberi contoh kesuksesan jajanan ringan Maichi. Informasi dalam kemasan juga menjadi perhatiannya. Makanan dan minuman perlu dilengkapi informasi kandungan gizi di bagian luar. “Batik juga perlu ada, bahannya apa, beratnya berapa. Ini membantu pembeli yang akan beli banyak,” tandasnya.

(Tika Sekar Arum/JIBI/SOLOPOS)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya