SOLOPOS.COM - Pelaku UKM binaan koperasi menggelar bazar di halaman Kantor Dinas Koperasi dan UMKM Boyolali dalam rangka Peringatan ke-69 Hari Koperasi, Selasa (9/8/2016). (Hijriyah Al Wakhidah/JIBI/Solopos)

Koperasi Indonesia, ada aset Rp371 miliar milik koperasi yang ada di Boyolali.

Solopos.com, BOYOLALI–Nilai aset koperasi di Boyolali per triwulan I tahun 2016 tercatat mencapai nilai Rp371.078.788.000.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Menurut Kepala Bidang Koperasi dan Advokasi Dinas Koperasi dan UMKM Boyolali, Sudarmadi, nilai aset koperasi di Boyolali setiap periode selalu mengalami kenaikan meskipun masih banyak koperasi yang tidak aktif.

Berdasarkan data terakhir 2015, jumlah koperasi tidak aktif di Boyolali mencapai 222 koperasi. Sedangkan jumlah koperasi aktif sebanyak 869 koperasi. Sudarmadi meminta koperasi yang saat ini masih aktif lebih meningkatkan performa dan kinerjanya agar mampu bersaing dengan bank-bank yang banyak bermain di sektor mikro.

“Sekarang bunga kredit usaha rakyat [KUR] sangat terjangkau. Tidak menutup kemungkinan pelaku usaha kecil yang semula mengakses pinjaman di koperasi sekarang beralih ke bank. Oleh karena itu, pendekatan personal kepada anggota koperasi harus lebih intensif,” kata Sudarmadi, saat ditemui Solopos.com, di sela-sela Peringatan ke-69 Hari Koperasi yang diselenggarakan di Kantor Dinkop dan UMKM Boyolali, Selasa (9/8/2016).

Koperasi harus lebih mahir mengelola program agar pinjaman yang ditawarkan menarik minat UMKM untuk mengaksesnya. Tidak hanya itu, kualitas sumber daya manusia (SDM) juga harus ditingkatkan.

Tahun ini Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Boyolali mengalokasikan anggaran senilai Rp574 juta untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang koperasi. Dinkop dan UMKM akan menyelenggarakan berbagai program pelatihan dan pendidikan terkait manajemen akuntasi, pemulihan kesehatan kopersai, hingga pelatihan membuka jaringan kerja sama dengan pihak ketiga.

“Upaya membuka jaringan kerja sama dengan pihak ketiga ini berkaitan dengan kemampuan koperasi mengakses pembiayaan permodalan,” ujar dia.

Dia menyebutkan dari 869 koperasi yang aktif, tidak semuanya dalam kondisi sehat. Adapula yang kinerjanya stagnan. Pengurus biasanya beralasan kesulitan modal sehingga koperasi yang dikelola tidak berkembang baik. APBD memang tidak mengalokasikan anggaran untuk bantuan permodalan koperasi. Koperasi biasanya mendapatkan akses bantuan modal dari bank, program corporate social responsibility (CSR), bantuan BUMN, maupun unit bisnis masing-masing koperasi.

Sementara itu, Dinkop dan UMKM mulai menyikapi adanya 222 koperasi yang tidak aktif, dengan mengirim surat untuk memastikan apakah akan dibubarkan atau disehatkan kembali.

“Hanya ada dua koperasi yang merespons untuk disehatkan kembali. Mereka meminta kami untuk membina. Sedangkan ada puluhan koperasi yang minta dibubarkan dengan alasan sudah tidak ada pengurus,” ujar dia.

Sementara itu, pada Peringatan ke-69 Hari Koperasi dihadiri Wakil Bupati Boyolali, M.Said Hidayat. Sebanyak 200 koperasi dan belasan UKM binaan koperasi juga hadir dan menggelar bazaar di halaman Dinkop dan UMKM.

Said berharap koperasi tetap menjadi soko guru perekonomian di daerah. “Kami berharap koperasi tetap mempertahankan semangat gotong royong,” kata Said.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya