SOLOPOS.COM - Ilustrasi uang rupiah (Dok/JIBI)

Ilustrasi uang rupiah (Dok/JIBI)

WONOSARI–Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan ESDM (Disperindakop ESDM) memastikan ada puluhan koperasi di Gunungkidul yang layak bubar karena aktivitasnya tidak jelas dan kepengurusan yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Koperasi sering dijuliki koperasi wewe (sebangsa mahkluk gaib) karena hanya terlihat aktivitasnya pada waktu tertentu dan tujuan hanya kepentingan meraih bantuan hibah penguatan modal dipastikan sebagai koperasi yang sangat tidak sehat atau tidak sehat dan layak mendapat pembinaan.

Seksi Bina Usaha dan Kemitraan Bidang Koperasi Disperindakop Gunungkidul Suryata mengaku dilematis menghadapi banyaknya koperasi wewe. Untuk langsung dilakukan pembubaran koperasi wewe ini Disperindakop masih mempertimbangkan aset-aset yang dimiliki meskipun rata-rata senilai kurang dari Rp 20 juta yang masih menjadi kewenangan penuh ditangan anggotanya.

“Jangankan melakukan aktivitas seperti rapat anggota tahunan (RAT) yang mutlak dan wajib dilaksanakan akhir tahun, kepengurusannya saja sulit dicari. Jadi kalau mau kami diberikan pembinaan pengurusnya sudah tidak diketahui keberadaannya. Inilah makanya dijuluki koperasi wewe yang muncul hanya pada saat-saat tertentu kalau pas ada musim bantuan hibah modal,” ungkap Suryata kepada Harian Jogja di ruang kerjanya, Selasa (19/2/2013).

Disperindakoptam telah menggolongkan predikat 265 koperasi di Gunungkidul. Dari sebanyak 265 koperasi itu terdapat 40 koperasi wewe diantaranya klas koperasi sangat tidak sehat, tidak sehat dan kurang sehat. Adapun sekitar 220 koperasi lainnya memperoleh predikat cukup sehat dan sehat.

Suryata mengakui sampai dengan bulan kedua tahun 2013 ini dari sebanyak 265 koperasi di Gunungkidul baru sebanyak 65 koperasi yang melaksanakan RAT 2012. “Kami masih menunggu koperaksi lain wajib mengadakan RAT selambat-lambatnya di bulan Maret atau tiga bulan setelah tutup buku 31 Desember. Sekarang baru ada 65 yang menggelar RAT 2012,” imbuhnya.

Seksi bina usaha dan kemitraan bidang koperasi menambahkan sesuai ketentuan perundang-undangan tentang perkoperasian pelaksanaan RAT di tutup buku akhir tahun sebagai musyawarah tertinggi dan wajib dilaksanakan setiap tahun dan melaporkan ke pemkab setempat melalui Disperindakop ESDM.

Jika dalam dua tahun berturut-turut koperasi tidak menggelar RAT dipastikan layak bubar. Pembubaran koperasi juga harus sepengetahuan dan kesepakatan anggota untuk menjelaskan aset-aset yang telah dimiliki selama koperasi beroperasi.

Koperasi Tertua
Koperasi tertua di Gunungkidul bernama Koperasi Rukun Ingkang Murakabi (RIM) Komplek Mungi, Semanu selain tercatat paling rutin menggelar RAT dan menyampaikan hasilnya ke Pemkab Gunungkidul.

Koperasi usaha beranggotakan ratusan pedagang pasar Munggi ini bahkan telah menyerahkan bea siswa bagi anak berprestasi dan anak anggota yang dipandang layak mendapat bantuan. Penyerahan bantuan anak sekolah dilakukan bersamaan dengan RAT RIM 2012 yang dilaksanakan sepekan lalu.

Ketua Koperasi RIM Dwijo Winarto mengatakan koperasi yang dipimpinnya juga telah menyumbangkan bantuan untuk pengelolaan PAUD di Semanu dari laba yang diapat dalam kurun waktu tahun tertentu. Ia menjelaskan kondisi koperasi RIM setiap tahun menunjukkan perkembangan signifikan.

Target perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU) selama tahun 2012 mencapai capai diatas target semula hanya ditetapkan anggota Rp 17.035.000. Bahkan minat anggota RIM untuk menggunakan fasilitas simpanan pendidikan terbilang memuaskan. Sepanjang tahun 2012 lalu simpanan pendidikan seluruh anggota mampu mencapai Rp 37,3 juta sebagai persiapan pembiayaan anak-anak sekolah dasar hingga perguruan tinggi.

“Jenis koperasi usaha dan simpan pinjam ini telah disekati bersama untuk tidak membuka usaha yang sejenis dengan anggota yang penghidupan sehari-sehari sebagai pedagang pasar.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya