SOLOPOS.COM - JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto Simpatisan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) berkonvoi dengan sepeda motor dan mobil saat menghadiri peingatan Hari Kelahiran (Harlah) PPP ke-42 di Stadion Kridosono Yogayakarta, Minggu (12/04/2015). Ribuan simpatisan yang hadir tidak hanya dari wilayah DI. Yogyakarta, namun dari berbagai daerah di Jawa Tengah.

Konvoi Parpol PPP pada Minggu (12/4/2015) menuai protes dari sejumlah orang yang merasa terganggu dengan suara berisik yang ditimbulkan.

Harianjogja.com, JOGJA-Kepolisian Resort Kota Jogja dinilai diskriminatif menindak pengendara yang melanggar lalu lintas. Aktivis Jogja Police Watch (JCW), Baharudin Kamba mengatakan polisi terkesan diam saja melihat pelanggaran di depan mata.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Jika hari biasa warga melanggar langsung ditindak, tapi kalau kendaraan konvoi dan jelas-jelas ada pelanggaran diam saja,” kata Kamba, Minggu (12/4/2015)

Kamba juga menyayangkan konvoi dengan sepeda motor yang berknalpot blombongan, karena mengganggu persiapan siswa-siswi SMA yang tengah mempersiapkan diri untuk Ujian Nasional (UN), hari ini.

“Seharusnya polisi tegas,” tukas Kamba.

Kemarin, ribuan simpatisan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) memadati sejumlah ruas jalan di Jogja. Mereka melakukan konvoi untuk menghadiri Harlah PPP di Stadion Kridosono. Konvoi simpatisan PPP DIY-Jateng ini sempat dikeluhkan warga karena knalpot blombongan yang bising. Bahkan salah satu warga sempat mengumpat dengan kata-kata kasar saat melihat konvoi tersebut melintas di Jalan AM Sangaji, Jogja.

“Maksudnya apa digerung-gerung bikin ganggu aja,” ketusnya.

Kepala Satuan Lalu Lintas Polresta Jogja, Komisaris Polisi Sugiyanta mengatakan pihaknya sudah melakukan sosialisasi dalam rapat koordinasi dengan panitia Harlah dan koordinator masing-masing simpatisan PPP. Dalam rapat itu dia menekankan agar konvoi tetap menaati aturan lalu lintas, “Ternyata di lapangan banyak yang tidak pakai helm dan knalpot blombongan,” katanya.

Sugiyanto lebih mengutamakan kelancaran arus lalu lintas daripada menindak pelanggar. Polisi melakukan sistem buka tutup jalan menuju Stadion Kridosono. Polisi juga menutup Jalan Abu Bakar Ali.

“Kami larang peserta konvoi masuk Malioboro karena banyak wisatawan,” ujar Sugiyanto.

Dewan Pembina Gerakan Pemuda Kakbah (GPK) Kota Jogja Muhammad Fuad mengatakan pihaknya sudah mengimbau semua peserta konvoi untuk mengenakan helm dan tidak menggunakan knalpot blombongan, “Kondisi di lapangan tak bisa dihindari masih banyak [melanggar],” kata Fuad saat dihubungi, kemarin.

Fuad mengklaim massa konvoi hanya mengambil setengah jalan. Dia juga menyampaikan permohonan maaf jika ada warga Jogja yang merasa terganggu dengan konvoi simpatisan PPP itu.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya