SOLOPOS.COM - Ilustrasi Konvensi Partai Demokrat (JIBI/Solopos/Antara)

Solopos.com, JAKARTA — Ingar bingar yang menyertai konvensi calon presiden Partai Demokrat sejatinya mulai terasa mewarnai politik Indonesia. Para peserta kerap muncul di media massa menyapa rakyat, baik secara nyata lalu jadi berita atau sekadar beriklan di media massa. Tetapi, hasil survei yang dilakukan Indonesia Indicator (I2) terhadap 337 portal berita online menunjukkan popularitas konvensi calon presiden itu kini justru kian pudar.

Direktur Komunikasi Indonesia Indicator (I2) Rustika Herlambang di Jakarta, Kamis (21/11/2013), mengungkapkan hasil survei yang dilakukan secara real time selama 7 hari kali 24 jam dengan menggunakan perangkat lunak crawler (robot) membuktikan bahwa pemberitaan mengenai Konvensi Partai Demokrat terus mengalami penurunan. “Awalnya pemberitaan mengenai Konvensi Demokrat pada April 2013 masih menunjukkan tren naik,” akunya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pada Juli 2013 lalu, sekitar 2.000 pemberitaan menghiasi media massa soal perhelatan politis itu. Puncaknya terjadi pada Agustus 2013. “Selama bulan Agustus tercatat ada 4.000-an pemberitaan mengenai Konvensi. Tetapi setelah itu tren-nya terus mengalami penurunan,” kata Tika sapaan Rustika.

Menurut dia, pihaknya mencatat, selama September 2013 ada sekitar 3.000 pemberitaan tentang konvensi. Namun pada Oktober 2013, selama sebulan itu hanya tercatat 500 pemberitaan yang muncul sekitar Konvensi. “Di akhir bulan ini, sampai Rabu (20/11/2013), baru ada sekitar 400 berita soal konvensi di media massa. Artinya, diprediksi kuat jumlah pemberitaan bulan ini akan lebih sedikit lagi. Padahal, Konvensi sendiri baru akan ditutup pada Mei 2014,” paparnya.

Konvensi Partai Demokrat sendiri akan dilakukan dalam 2 tahap. Tahap pertama, bulan September hingga Desember 2013. Dalam tahap itu, para peserta konvensi tidak dilakukan debat antara kandidat. Kemudian tahap kedua, bulan Januari hingga Mei 2014, kala semua peserta menjalankan kegiatan konvensi termasuk debat antarkandidat.

Artinya, imbuh dia, melihat animo pers yang begitu kecil sementara jalan menuju puncak acara masih panjang, ancaman kegagalan Konvensi Partai Demokrat pun begitu kuat membayang. Tika sendiri melihat bahwa penurunan ekspose Konvensi Partai Demokrat itu seiring dengan penurunan ekspose Partai Demokrat di media massa. Sementara, di sisi lain ekspose Partai Demokrat dan kasus-kasus korupsi justru memperlihatkan kenaikan.

“Penolakan Jokowi, Mahfud MD, dan Jusuf Kalla untuk ikut Konvensi Partai Demokrat juga turut membuat melemahnya ‘efek magnet’ konvensi di benak publik,” kata Tika.

Ia menjelaskan, menurunnya pamor Konvensi Partai Demokrat bisa jadi terkait dengan meningkatnya elektabilitas Jokowi yang dihasilkan dari berbagai lembaga survei. Pada beberapa pemberitaan, penilaian terhadap Konvensi Partai Demokrat diperbandingkan langsung atau dihadap-hadapkan dengan Jokowi.

Yang juga tidak dinafikan Tika adalah komentar sejumlah pengamat yang menilai rendahnya mutu Konvensi Partai Demokrat. Kecenderungan pemberitaan yang menurun, bahkan diliputi isu negatif merupakan tantangan besar Partai Demokrat saat ini.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya