SOLOPOS.COM - Sejumlah seniman kuda lumping atau jaran kepang melakukan pertunjukan di depan kompleks Kantor Gubernur Jawa Tengah di Semarang, Rabu (12/9/2012), sebagai bentuk keprihatinan terhadap ucapan Gubernur Bibit Waluyo yang menyebut kesenian daerah itu terjelek di dunia dan tak pantas ditampilkan di ajang internasional. (JIBI/SOLOPOS/Antara)

Sejumlah seniman kuda lumping atau jaran kepang melakukan pertunjukan di depan kompleks Kantor Gubernur Jawa Tengah di Semarang, Rabu (12/9/2012), sebagai bentuk keprihatinan terhadap ucapan Gubernur Bibit Waluyo yang menyebut kesenian daerah itu terjelek di dunia dan tak pantas ditampilkan di ajang internasional. (JIBI/SOLOPOS/Antara)

SEMARANG –Komentar nyelekit Gubernur Jateng Bibit Waluyo terhadap seniman jaran kepang alias kuda lumping terus menuai reaksi. Kali ini puluhan seniman jathilan atau jaran kepang Kridha Turangga Magelang menggelar aksi keprihatinan di depan gerbang Kantor Gubernur Jawa Tengah di Semarang, Rabu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Aksi keprihatinan puluhan seniman tersebut terkait dengan pernyataan Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo tentang kesenian jathilan saat pembukaan The 14th Merapi and Borobudur Senior’s Amateur Golf Tournament Competing The Hamengku Buwono X Cup di Magelang, Minggu (9/9/2012). Saat itu Bibit dalam sambutannya menyebut jathilan sebagai “kesenian terjelek di dunia, yang tidak pantas ditampilkan di acara berskala internasional.”

Koordinator aksi Andang Prasetyo mengatakan kesenian jathilan merupakan kesenian rakyat di kawasan Magelang dan sekitarnya yang tumbuh dan berkembang sejak puluhan tahun lalu. Menurut dia, dalam kesenian jathilan terdapat unsur edukasi masyarakat, baik melalui tembang, tarian, ataupun komposisi cerita. “Tembang-tembang macapat yang ditembangkan mengiringi puluhan penari sering berisi pesan-pesan dan ajakan kepada masyarakat agar kehidupannya lebih baik, seimbang antara dunia dan akhirat,” katanya.

Ia mengungkapkan, pernyataan Gubernur Jateng terkait dengan kesenian Jathilan telah melukai perasaan para seniman. “Oleh karena itu kami menuntut Gubernur Jateng meminta maaf kepada masyarakat Magelang terkait pernyataannya tentang kesenian jathilan,” ujarnya.

Bibit Waluyo sendiri setelah kontroversi akibat komentarnya merebak menyatakan bahwa dia sebenarnya meminta pelaku seni benar-benar mempersiapkan diri sebelum tampil, terutama jika tampil dalam suatu acara yang tingkatnya internasional. Gubernur menilai, saat itu, tim yang memainkan kesenian tersebut tampil kurang baik. “Wong yang lebih bagus ada, kok menampilkan itu,” katanya.

Terlebih lagi, kata dia, kesenian tersebut ditampilkan pada acara berkelas internasional. Menurut dia, hal tersebut berkaitan dengan harga diri, martabat dan kehormatan Jawa Tengah sebagai tuan rumah. Selain itu, lanjut dia, tampilnya kesenian-kesenian tersebut merupakan salah satu bagian dalam memromosikan Tahun Kunjungan Wisata 2013. “Seharusnya bisa tampil sempurna, kostumnya, gerakannya dikemas dengan bagus,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya