SOLOPOS.COM - Pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab (tengah) saat berorasi di depan Gedung DPRD DKI Jakarta, Jl. Kebon Sirih, Jakarta, Senin (1/12/2014). (JIBI/Solopos/Antara/Ajat Sudrajat)

Kontorversi Habib Rizieq ini muncul dari ucapannya memplesetkan “Sampurasun” menjadi “campur racun”.

Solopos.com, BANDUNG — Aliansi Masyarakat Sunda Menggugat yang diinisiasi oleh Angkatan Muda Siliwangi Jawa Barat melaporkan Habib Rizieq kepada Polda Jawa Barat atas tuduhan penghinaan dan pelecehan terhadap budaya sunda karena telah memplesetkan salam Sunda “sampurasun” menjadi “campur racun”.

Promosi Digitalisasi Mainkan Peran Penting Mendorong Kemajuan UMKM

“Laporannya dilakukan kemarin. Dia memplesetkan ‘sampurasun’ menjadi ‘campur racun’ saat diundang ceramah oleh Bupati Purwakarta beberapa waktu lalu,” kata Ketua Umum Angkatan Muda Siliwangi (AMS) Pusat Noeriy Ispandji Firman, di Bandung, Selasa (25/11/2015).

Ia memperlihatkan rekaman video berdurasi sekitar 40 detik yang menampilkan Habib Rizieq sedang berceramah lalu memplesetkan salam sunda “sampurasun” menjadi “campur racun” kepada wartawan. Pimpinan FPI tersebut dilaporkan oleh Aliansi Masyarakat Sunda Menggugat dengan UU ITE karena dalam video tersebut terdapat ucapan plesetan itu.

Ia menuntut agar Habib Rizieq meminta maaf kepada seluruh etnis Sunda karena telah memplesetkan salam “Sampurasun”. “Kami Mengecam pimpinan Front Pembela Islam tersebut dengan melarang Habib Rizieq masuk ke Jawa Barat dan menuntut Habib Rizieq Shihab meminta maaf secara terbuka. Itu tuntutan kami,” kata dia.

Noeriy mengatakan etnis Sunda memang tidak suka berselisih. Namun ketika diganggu dan diusik, maka orang Sunda juga bisa melawan karena salam “Sampurasun” bagi masyarakat Sunda memiliki arti hormat dan merupakan sebuah doa.

“Perlu saya tegaskan di sini Sampurasan adalah salam hormat dan doa, sekarang diplesetkan oleh seorang tokoh, tidak pantas, apalagi itu disampaikan di tanah Sunda, di Purwakarta,” katanya.

Menurut dia, salam “Sampurasun” juga menjadi identitas bangsa diantara keragaman suku dan etnis yang ada di Indonesia sehingga jika diplesetkan maka secara tidak langsung kita melecehkan Bhineka Tunggal Ika. Selain Habib Rizieq, pihaknya juga melaporkan Muhammad Syahid yang juga dianggap telah melecehkan dengan memplesetkan “sampurasun” di media sosial Facebook.

“Orang Sunda jangan diam dengan pelecehan budaya ini, kami akan koordinasi dengan semua saudara kita. Ini keterlaluan, kita seharusnya menghormati sesama budaya. Secara resmi kemarin sudah melapor ke Polda, tapi kalau Polda tidak mengusut tuntas hal ini kami dan teman-teman akan bergerak,” kata dia.

Seniman dan budayawan Acil Bimbo menambahkan pernyataan Habib Rizieq yang memplesetkan salam “sampurasun” menjadi “campur racun” ini harus didiskusikan kembali oleh semua elemen. Terutama yang merasa tersinggung pernyataan tersebut.

“Jadi apa memang cuma segini yang tersinggung. Saya yakin bukan cuma di Bandung saja yang tersinggung. Ini cerminan, orang Bandung sudah tidak jadi pribumi lagi di Bandung. Kenapa dia berani, karena dia merasa kuat, percaya diri. Ini bukan lagi bercanda,” kata Acil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya