SOLOPOS.COM - Foto demo buang konde (Facebook.com - Achi Pradipta)

Demo buang konde sempat diprotes netizen lantaran salah paham.

Solopos.com, SOLO – Heboh poster ”buang kondemu” meramaikan media sosial Facebook beberapa hari terakhir. Ribut-ribut ini bermula dari sebuah poster yang dibawa wanita berjilbab yang ikut aksi di Car Free Day (CFD) Solo, Minggu (14/2/2016).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“BUANG KONDEMU, ULURKAN KAIN JILBABMU,” demikian tertulis dalam poster yang dengan cepat tersebar di jejaring sosial itu.

Tulisan poster itu rupanya langsung disambar kecaman oleh netizen. Akun Sita Ratih Pratiwi, yang mengunggah foto itu ramai oleh komentar dan perbincangan orang. Banyak dari mereka mengecam aksi ini. Mereka menilai kaum muslim telah semena-mena melecehkan budaya jawa.

”Nangis aku……Konde is our heritage,” tulis Sita dalam postingan fotonya di Facebook.

Tak lama kemudian, Sabtu (20/2/2016), seorang pengguna Facebook lainnya, Achi Pradipta, menuliskan pendapatnya mengenai fenomena tersebut Achi yang mencoba menengahi mengatakan sebenarnya terdapat beberapa penjelasan di bagian bawah poster. Konde dalam poster itu adalah istilah untuk menyebut model hijab ciput. Hijab ini dianggap bertentangan dengan syariat lantaran menyerupai punuk unta.

Dalam hadits riwayat Muslim, disebutkan “Ada dua golongan penduduk neraka yang belum aku melihat keduanya, (1) Kaum yang membawa cemeti seperti ekor sapi untuk mencambuk manusia (maksudnya penguasa yang dzalim) dan (2) perempuan-perempuan yang berpakaian tapi telanjang, cenderung kepada kemaksiatan dan membuat orang lain juga cenderung kepada kemaksiatan. Kepala-kepala mereka seperti punuk-punuk unta yang berlenggak-lenggok. Mereka tidak masuk surga dan tidak mencium bau wanginya. Padahal bau wangi syurga itu tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian waktu (jaraknya jauh sekali).”

Berdasarkan hadist ini, kalangan pemakai jilbab syari beranggapan jilbab ”konde” tau yang disebut dengan istilah ”hijab siput” tidak diperbolehkan. Hal ini pula yang dimaksud dalam poster yang tengah ramai diperbicankan.

Lagipula menurut Achi, di poster itu juga terdapat tulisan ”ulurkan kain jilbabmu” hingga istilah ”berat” dan ”gerah” yang ditujukan untuk menyindir pengguna ”hijab siput”. Ada pula ilustrasi berupa gambar wanita dengan jilbab ciput yang terlihat ribet dan gerah.

“Poster tersebut menggunakan istilah yang kurang tepat dan membuat kita “mak tratap”, tapi…. Yuk ah, atur nafas dulu. Pelan-pelan nonton fotonya…,” tulis Achi dalam postingannya.

Tulisan Achi tersebut pun mendapatkan berbagai macam tanggapan pengguna Facebook. ”Kalau memang berniat seperti itu, buang pemakaian kata ‘konde’ karena itu kebanggaan rakyat Indonesia. Tetep aja salah,” tulis akun Erikar Lebang.

Sementara itu, Ngurah Saka mengakui pendapat yang dituliskan Achi memanglah benar ”baru liat foto, sy marah, setelah dibaca, oh ya benar juga… mantap ini,” tulisnya.

Penelusuran Solopos.com, aksi ini berlangsung di area Car Free Day (CFD) Solo pada Minggu (14/02/2016).

Demo yang dilakukan oleh sekelompok remaja berjilbab ini menggunakan poster sebagai media penyampaian pesan. Dalam poster tersebut tertulis kalimat “Buang Kondemu!” dalam ukuran font yang cukup besar. Dibawah tulisan tersebut, terdapat gambar dan tulisan lain dalam ukuran lebih kecil.

Terang saja, hal itu menimbulkan keresahan di kalangan netizen. Sebagaimana diketahui, Solo merupakan tempat lahir dan berkembangnya budaya Jawa. Konde sebagai salah satu pakaian tradisional, adalah bagian dari budaya Jawa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya