SOLOPOS.COM - Ilustrasi kemiskinan. (Solopos/Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, BOYOLALI — Sebanyak 10 persen masyarakat dari total penduduk 3.035 jiwa di Desa Sudimoro Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali berada di bawah garis kemiskinan.

Kepala Desa Sudimoro, Lestari Pramono mengatakan 10% masyarakat yang miskin itu didominasi oleh kelompok pengangguran. Sementara, keberadaan sejumlah pabrik di desanya dirasa masih belum bisa memberikan banyak kontribusi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Oleh karena itu, Lestari berkomitmen untuk menurunkan angka kemiskinan di desanya melalui beberapa program, salah satunya mendorong tumbuh kembang UMKM di Desa Sudimoro.

“UMKM-UMKM yang ada diharapkan bisa menampung dan menyerap tenaga kerja, serta memberdayakan masyarakat di Desa Sudimoro,” ucap dia kepada Solopos.com di kantor desa setempat, Senin (31/10/2022).

Lestari menjelaskan beberapa UMKM di daerahnya punya potensi untuk mengangkat perekonomian desa. Karena ada sekitar 60 lebih UMKM yang sudah terdaftar resmi di Desa Sudimoro.

Baca juga: KISAH UNIK : Bertandan 2 Meter, Pohon Pisang di Boyolali Ini Berbuah Seribuan Biji

Salah satunya UMKM yang bergerak dibidang plastik telah menyerap tenaga kerja sekitar 20 orang di Desa Sudimoro. Selain itu, masih ada UMKM lain seperti pembuatan batako, paving, dan makanan ringan oleh ibu-ibu rumah tangga.

Sejumlah UMKM di Desa Sudimoro, kata Lestari, juga sempat mendapat bantuan pengembangan dari Pemerintah Pusat di tahun sebelumnya. Bantuan yang disalurkan pemerintah pusat senilai satu jutaan bagi masing-masing UMKM.

Dorongan keinginan mengembangkan UMKM juga dilatarbeakangi karena Lestari merasa pabrik yang masuk desanya belum banyak membantu menurunkan angka kemiskinan.

“Kontribusi pabrik masuk desa itu, bahasanya hanya musiman. Ada momen di desa, perusahaan membantu. Jadi kalau bantuan perusahaan untuk masyarakat itu musiman. Tapi kalau perusahaan memberikan kontribusi ke desa itu tahunan,” ucap dia.

Kontribusi yang diberikan pabrik untuk desa setiap tahunnya berupa sumbangan PAD senilai lima juta dari masing-masing pabrik. Sementara, sudah ada enam pabrik PT yang berdiri di Desa Sudimoro bergerak di industrik makanan olahan, susu, eletronik, dan lainnya.

Baca juga: Kemiskinan Naik Saat Pandemi, Bupati Boyolali: Pelecut untuk Bangkit

“Kontribusi dari pabrik kami masukkan ke APBDes, kemudian dana tersebut kami alokasikan ke masyarakat,” jelas dia.

Lebih lanjut, Lestari mengatakan program untuk pengentasan kemiskinan di Desa Sudimoro yang lain meliputi RTLH, BLT, jambanisasi, beasiswa miskin, dan lainnya.

Dengan luas wilayah 150,4997 ha, mayoritas masyarakat Desa Sudimoro berkerja sektor pertanian, dan sebagian lainnya menjadi karyawan, pengusaha, dan lain-lain.

Dana Desa Sudimoro pada 2022 ada sejumlah Rp775.246.000. Dari dana itu, sebesar 40 persen disalurkan ke program BLT, lalu sebesar 20 persen untuk ketahanan pangan yang berupa perbaikan jalan usaha tani.

Kemudian, sebesar empat persen untuk mitigasi bencana, dan sisanya untuk beberapa bidang, seperti pendidikan, kesehatan, pemberdayaan, dan pembangunan.

Baca juga: Di Sawit Boyolali, DAPM Dipinjamkan ke Kelompok Usaha Tanpa Jaminan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya