SOLOPOS.COM - Sejumlah haul truck dioperasikan di area tambang terbuka PT Freeport Indonesia di Timika, Papua, Sabtu (19/9/2015). (Antara)

Kontrak karya Freeport masih dalam negosiasi, namun aroma tak sedap muncul saat Menteri ESDM menyebut ada politikus mencatut nama Presiden.

Solopos.com, JAKARTA — Menteri ESDM Sudirman Said menyatakan saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk mengungkap nama politikus yang disebutnya pencatut nama Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk memperpanjang kontrak kerja Freeport.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Ini bukan forum yang tepat untuk mengungkapkan nama. Suatu saat pada waktu dan forum yang tepat saya akan menyampaikan,” ujar Sudirman Said di Gedung KPK, Jumat (13/11/2015).

Sudirman Said menambahkan jika dirinya ingin bertemu dengan Dewan Kehormatan (DK) DPR untuk membahas persoalan pencatutan nama Presiden tersebut.

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menyebut ada tokoh politik yang sangat berkuasa mencoba mencatut nama Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) kepada Freeport.

Pencatutan nama tersebut dilakukan untuk menjanjikan percepatan perpanjangan kontrak perusahaan asal Amerika Serikat tersebut. Presiden seolah-olah meminta saham Freeport, untuk melancarkan proses perpanjangan kontrak.

Dalam kesempatan lain, Sudirman Said juga pernah mengungkapkan ada tokoh politik di DPR yang berupaya ikut campur dalam proses renegosiasi perpanjangan kontrak Freeport di Indonesia. Saat itu, Sudirman tidak menyebut dengan pasti identitas orang yang dia maksud.

Wawancara dalam program Mata Najwa yang ditayangkan Metro TV, 23 September 2015 itu, menunjukkan Sudirman ditanya soal berbagai tantangannya sebagai Menteri ESDM. Salah satu pengakuannya adalah munculnya berbagai tekanan, termasuk campur tangan dalam renegosiasi kontrak karya Freeport di Indonesia.

“Kalau soal Freeport, itu bukan kelasnya orang kementerian yang main. Secara tradisional itu menjadi ‘mainannya’ tokoh-tokoh. Saya cerita saja, dalam menyelesaikan negosiasi, banyak tokoh besar yang merasa ‘hanya dengan saya ini [negosiasi] bisa diselesaikan’,” katanya dalam dialog itu.

Sudirman Said lalu bercerita pengalamannya saat bertemu Bos Freeport McMoran, Jim Bob Moffett, pada November 2014 lalu. Di depan Jim, kata Sudirman, dia mengatakan Indonesia saat ini berbeda dengan 40 tahun lalu saat Freeport kali pertama masuk ke Indonesia.

“Pak Jim Bob, ketika Anda pertama masuk dulu, [Indonesia] tidak punya ahli tambang, ahli hukum, ahli public policy. Anda akan menghadapi government yang berbeda, makanya saya minta Anda jaga disiplin, gunakan jalur yang resmi, yang betul-betul bertanggung jawab atas sektor ini,” ujarnya menirukan ucapannya kepada Jim.

Saat didesak siapa tokoh politik yang dia maksud oleh host Najwa Shihab, Sudirman tak menyebut nama. “Saya tahu Pak Jim Bob ini terus didekati salah seorang tokoh partai, [orangnya] yang sedang ramai di DPR. Kompensasinya saya tidak tahu, tapi dia [Jim] bercerita satu persatu diminta apa, diminta apa, oleh tokoh politik.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya