SOLOPOS.COM - Calon presiden Amerika Serikat (AS) , Donald Trump (kanan) berdiri dengan Setya Novanto, Ketua DPR RI saat konferensi pers di Manhattan, New York, AS, Kamis (3/9/2015). (JIBI/Solopos/Reuters)

Negosiasi kontrak Freeport diwarnai isu pencatutan nama Jokowi-JK yang disebut Menteri ESDM dilakukan Setya Novanto.

Solopos.com, JAKARTA — Sejumlah kalangan meminta Ketua DPR Setya Novanto mundur dari jabatannya setelah namanya disebut-sebut oleh Menteri ESDM Sudirman Said telah mencatut nama Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla (JK) untuk memuluskan negosiasi perpanjangan kontrak PT Freeport Indonesia.

Promosi Kisah Inspiratif Ibru, Desa BRILian Paling Inovatif dan Digitalisasi Terbaik

Direktur Advokasi Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia (PSHK) Ronald Rofiandri meminta Setya Novanto untuk mengundurkan diri guna membebaskan beban Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) dalam melakukan pemeriksaan kasus tersebut. “Setya harus mengundurkan diri dari jabatannya setelah ada putusan tetap dari MKD,” katanya, Selasa (17/11/2015).

Forum Masyarakat Pemantau Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus juga meminta Setya Novanto untuk mundur dari kursi pimpinan DPR. “Mundurnya Setya Novanto akan memberikan kebebasan MKD dalam mengusut kasus yang mengarah pada dugaan pelanggaran kode etik anggota DPR itu,” katanya saat dihubungi Bisnis/JIBI.

Setya Novanto, kata Lucius, harus paham etika kekuasaan. Menurutnya, salah satu prinsip etis pejabat publik adalah menghindari konflik kepentingan dalam bekerja meski jabatan Ketua DPR hanyalah jabatan fungsional dan bukan hirarkis.

Jika tidak mengundurkan diri, dikhawatirkan bakal ada intervensi melalui perwakilan fraksi yang akan menyidangkan Setya di MKD. “Kalau ada intervensi, MKD tidak menjalankan fungsinya sebagai penjaga wibawa DPR.”

Lucius Karus menilai peluang untuk mempengaruhi proses persidangan MKD tetap terbuka jika Setya masih bekerja sebagai pimpinan. “Kecenderungan untuk melakukan kompromi dalam persidangan tertutup MKD menjadi sangat terbuka.”

Politisi Partai Gerindra Desmond J. Mahesa juga meminta Setya Novanto yang pernah menjabat sebagai Bendahara Umum Partai Golkar itu mengundurkan diri. “Kalau gentleman, dia harus mundur karena sudah mempermalukan DPR,” katanya di Kompleks Gedung Parlemen.

Hingga saat ini, Setya belum menanggapi soal permintaan pengunduran dirinya dari kursi Ketua DPR. Setya yang sudah mengakui pernah bertemu dengan petinggi Freeport, masih kukuh tidak pernah mencatut nama Presiden Jokowi dan Wapres JK dalam setiap pertemuannya. “Saya juga tidak akan nembawa nama-nama yang bersangkutan,” katanya di Kompleks Gedung Parlemen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya