SOLOPOS.COM - Salah satu pesawat tanpa awak pada Kontes Robot Terbang Indonesia (KRTI) 2015 di Pangkalan Udara Gading, Playen Gunungkidul, Kamis (18/9/2015).( Harian Jogja/Uli Febriarni)

Kontes Robot Terbang di Playen Gunungkidul menunjukkan teknologi pesawat tanpa awak semakin berkembang

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Teknologi pesawat terbang tanpa awak yang ditawarkan dalam Kontes Robot Terbang Indonesia (KRTI) 2015, dinilai semakin berkembang dari tahun ke tahun.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Salah seorang inisiator pengembangan teknologi pesawat tanpa awak, Djoko Sardjadi di sela pelaksanaan KRTI 2015, Kamis (17/9/2015) menuturkan, perkembangan paling menonjol dalam teknologi pesawat tanpa awak yakni kemampuan mahasiswa mengembangkan wahana yang semakin baik.

Beberapa di antaranya dalam mengembangkan sensor, ‘air frame’, sensor elektronik, teknologi dalam pengolahan data.

“Mereka bisa segera terlibat dalam pengembangan di ranah komersil, baik foto udara perkebunan, hutan, pantai, monitoring bencana alam. Pada dasarnya teknologi pesawat tanpa awak diharapkan bisa dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan ekonomi, pertahanan, bukan hanya hiburan,” tambahnya, saat ditemui di Pangkalan Udara Gading, Playen.

Koordinator Dewan Juri, Gesang Nugroho menjelaskan, pesawat terbang tanpa awak yang dikompetisikan dalam KRTI 2015 meliputi divisi racing jet terdiri kelas light weight dan kelas heavy weight, divisi fixed wing meliputi kelas monitoring dan kelas mapping serta divisi vertical take off landing meliputi kelas water based fire distinguiser dan kelas non water based fire distinguisher.

Untuk kelas racing jet, ke depan bisa digunakan untuk pesawat tempur tanpa awak sehingga memudahkan dalam penyerangan musuh. Divisi fixed wing nantinya pesawat ini akan bisa digunakan untuk memonitoring laut, dan hutan yang ada di Indonesia serta membuat peta dengan teknologi tinggi namun dengan biaya murah.

Divisi Vtol bisa digunakan untuk helikopter. Dapat digunakan untuk peliputan bagi media, mendeteksi titik api jika terjadi kebakaran hutan
Kepala Operasi Lanud Adisucipto, Letkol Penerbang Bonang Bayu Aji Gautama menambahkan, pihaknya mendukung sepenuhnya pelaksanaan KRTI, sebagai bentuk pengembangan teknologi kedirgantaraan.

Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Kabupaten Gunungkidul, Tommy Harahap yang mewakili Pelaksanaan tugas Bupati Gunungkidul Budi Antono mengatakan, pelaksanaan KRTI merupakan bentuk kreativitas generasi muda yang perlu terus dikembangkan dan didukung baik oleh pemerintah maupun masyarakat.

Mengingat, peserta yang merupakan generasi muda, adalah agen perubahan, sehingga kegiatan itu harus terus didukung, sehingga generasi muda kedepan semakin kreatif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya