SOLOPOS.COM - Personel Acintyacunyata Speleological Club sedang memetakan salah satu lorong gua saat Ekspedisi Speleologi Sumba 2010 lalu. (Dok.Asc)

Kontes Pemetaan Gua Nasional akan diselenggarakan 23-25 September 2016

Harianjogja.com, JOGJA — Jogja akan menjadi tuan rumah Stasiun Nol Festival, sebuah acara berisi sejumlah kegiatan seputar pemetaan gua yang selama ini belum pernah dibahas dalam forum resmi di Indonesia dalam skala nasional.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Ini merupakan acara kompetisi pemetaan gua pertama yang diadakan dalam lingkup nasional di Indonesia. Pilot project kami di Jogja ini diharapkan bisa jadi cikal bakal kegiatan serupa di masa mendatang dan nantinya bisa diadakan rutin,” kata Ketua Panitia Stasiun Nol Festival Adi Guna Prasetyo kepada Harianjogja.com, Selasa (26/7/2016).

Festival yang akan digelar pada 23-25 September 2016 di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Gadjah Mada (Fisipol UGM) dan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UGM itu akan diisi dengan sejumlah kegiatan, yakni Kontes Peta Gua, Pameran Peta Gua Internasional, Sesi Kritik Gua, Seminar dan Workshop Internasional Pemetaan Gua, Lomba Polygon Tertutup dan presentasi Laporan Ekspedisi Speleologi Halmahera 2016 yang dilakukan oleh Acintyacunyata Speleological Club (ASC).

Ada pula sesi peluncuran buku Stasiun Nol Jilid II yang merupakan buku referensi pemetaan gua satu-satunya yang diterbitkan dalam bahasa Indonesia. Sebelumnya, buku yang berisi seputar pemetaan gua, kartografi gua dan survei hidrologi itu diterbitkan pertama kali pada 2005.

Adi mengatakan Indonesia yang memiliki 154.000 km persegi wilayah karst, bentang alam gua-gua rimbanya masih belum dipandang sebagai suatu kemewahan. Terlebih, sejarah penelusuran gua di Indonesia masih berumur kurang dari empat dekade dilakukan. Kondisi ini tentu sangat tertinggal dibandingkan dengan kondisi di Eropa dan Amerika Serikat yang memiliki sejarah pemetaan gua sejak abad XVIII.

“Indonesia yang memiliki ribuan gua, hanya memiliki sedikit sekali jumlah penelusur gua. Apalagi seorang surveyor gua,” kata dia.

Dari keterbatasan jumlah penyurvei gua yang ada di Indonesia itu, hingga saat ini masih belum ditemukan metode dan teknik yang tepat untuk dapat menghasilkan pemetaan gua yang terstandar dengan baik.

“Untuk itulah acara ini sekaligus bertujuan agar ke depan para relawan, penelusur, dan penyurvei gua, akan mempunyai metode dan teknik pemetaan gua yang terstandar baik sehingga bisa menjadi acuan secara nasional bahkan bisa menjadi rujukan dunia kartografi gua internasional,” imbuh Adi.

Dia mengatakan, acara ini diinisiasi oleh Acintyacunyata Speleological Club, sebuah organisasi penelusur gua yang berbasis di DIY bekerja sama dengan Indonesia Speleological Society (ISS), Arisan Caving Yogyakarta (ACY) dan Mahasiswa Pecinta Alam Setrajana UGM.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya