SOLOPOS.COM - Kuburan massal konter pulsa di lapangan Karang, Kotagede, Rabu (28/3/2018). (Desi Suryanto/JIBI/Harian Jogja)

Sejumlah pengusaha konter DIY-Jawa Tengah yang tergabung dalam Kesatuan Niaga Cellular Indonesia (KNCI) menggelar aksi teatrikal kuburan massal

Harianjogja.com, JOGJA-Sejumlah pengusaha konter DIY-Jawa Tengah yang tergabung dalam Kesatuan Niaga Cellular Indonesia (KNCI) menggelar aksi teatrikal kuburan massal di lapangan Karang, Kotagede, Rabu (28/3/2018).

Promosi Sejarah KA: Dibangun Belanda, Dibongkar Jepang, Nyaman di Era Ignasius Jonan

Aksi tersebut sebagai bentuk protes pembatasan kartu prabayar yang berdampak menurunkan pendapatan pengusaha konter.

Transaksi konter selama ini 80% didominasi penjualan dari kartu perdana, selebihnya penjualan pulsa isi ulang dan aksesoris. “Kebijakan pembatasan kartu akan membuat konter pulsa kehilangan penghasilan,” kata Penasehat Dewan Pengurus Daerah KNCI DIY, Muhammad Ulil Albab, disela-sela aksi.

Albab mengatakan ada sekitar 7.000an pengusaha konter di DIY-Jawa Tengah, 3.000 di antaranya di DIY. Masing-masing konter rata-rata memiliki 2-4 karyawan. Sementara data nasional ada sekitar lima jutaan orang yang selama ini bergantung pada usaha konter kartu dan pulsa.

Dengan adanya kebijakan pembatasan pendaftaran kartu prabayar maksimal tiga kartu untuk satu nomor induk kependudukan (NIK) dan Kartu Keluarga (KK), maka pengusaha konter tidak bisa berjualan kartu perdana, terutama paket data yang selama ini paling laris.

Juru Bicara DPD KNCI DIY-Jateng, Ardhana Riyana mengatakan saat ini yang memiliki kewenangan untuk mendaftarkan nomor lebih dari tiga untuk satu KK hanya gerai operator dan mitra dealer atau distributor besar.

Sementara pengusaha konter tidak bisa. “Kebijakan yang tidak adil ini akan menyebabkan ribuan konter bangkrut dan ratusan ribu pekerja konter menganggur,” kata dia.

Padahal dalam pertemuan pada 7 November 2017 lalu, sudah ada kesepakatan bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bahwa pengusaha konter diberikan akses boleh mendaftarkan satu NIK-KK lebih dari tiga nomor, sama seperti operator dan dealer.

Namun kesepakatan itu diakuinya dilanggar. Sehingga pihaknya menuntut pemerintah menghapuskan aturan pembatasan satu NIK untuk tiga nomor. Menurut Ardhana, kebijakan tersebut tidak hanya merugikan pengusaha konter, namun masyarakat juga dirugikan karena harga paket internet nantinya lebih mahal karena hanya segelintir yang menjual.

Selain itu, masyarakat di pelosok desa juga akan kehilangan akses konter terdekat untuk membeli layanan telekomunikasi, karena konter dan pulsa tidak ada lagi. “Pasar telekomunikasi seluler tentu akan dikuasai oleh segelintir pemodal besar yang memiliki jalur distribusi modern,” ujar Ardhana.

KNCI mengancam akan terus berunjuk rasa sampai tuntutan mereka didengar. Bahkan Senin pekan depan, ribuan pengusaha konter DIY rencananya akan menggelar aksi damai di Titik Nol Kilometer.

Sementara itu, dalam aksi teatrikal di lapangan Karang, Kotagede, para pengusaha konter membuat sekitar 500 replika kuburan yang memenuhi hampir separuh lapangan. Aksi diawali eksekusi massal. Tereksekusi diibaratkan sebagai pengusaha konter. Sementara lima algojo yang mengeksekusi dengan senjata laras panjang diibarakan Kemeninfo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya