SOLOPOS.COM - Bangkai ikan nila dan mas mengambang di permukaan keramba milik Mitra Usaha di Waduk Kedung Ombo (WKO) sebelah timur, tepatnya di kawasan Ngasinan, Ngargotirto, Sumberlawang, Sragen, Selasa (24/8/2016). (Moh. Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Konsumsi ikan di Soloraya jauh di bawah standar. Mereka jarang makan ikan dan lebih suka makan ayam.

Solopos.com, SOLO — Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyoroti rendahnya konsumsi ikan di Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Informasi yang dihimpun Solopos.com dari KKP, tingkat konsumsi ikan paling rendah nasional berada di Jawa Tengah dengan rata-rata konsumsi per orang 22,37 kg/tahun. Sedangkan di DIY, indeks rata-ratanya mencapai 24,68 kg/kapita/tahun.

Konsumsi ikan kedua provinsi berada di bawah standar Pola Pangan Harapan sebesar 31,4 kg/kapita/tahun. Sedangkan konsumsi ikan rata-rata nasional sebesar 41,11 kg/kapita/tahun. Untuk wilayah Solo, KKP mencatat rata-rata warga Solo memakan ikan 10,93 kg/tahun dan Boyolali sebesar 7,78 kg/kapita/tahun.

Direktur Sistem Logistik Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP, Sadullah Muhdi, menyampaikan peningkatan konsumsi ikan di Indonesia penting untuk meningkatkan kesejahteraan bagi nelayan, pembudidaya, pengolah, maupun pemasar hasil perikanan.

“Pemerintah terus menegakkan kedaulatan di laut. Setelah sumber daya kita diteguhkan, kami ingin hasilnya bisa dikonversi dalam bentuk kesejahteraan. Di hilir kami gelorakan masyarakat mau dan mampu mengonsumsi ikan,” terangnya di sela Penyerahan Barang Hibah Hasil Perikanan dalam Rangka Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) di Resto Balekambang, Senin (10/10/2016).

Dalam kegiatan tersebut, sebanyak 24,5 ton ikan bantuan dari Barang Milik Negara disalurkan ke DIY sebanyak 15,5 ton, Kota Solo sebanyak enam ton, dan Boyolali sebanyak tiga ton.

Lebih lanjut Muhdi mengatakan salah satu upaya yang dilakukan KKP untuk menggenjot peningkatkan konsumsi ikan dilaksanakan dengan menggalakkan program berkelanjutan Gemarikan di seluruh wilayah Indonesia. “Tahun ini kami targetkan tingkat konsumsi makan ikan bisa 43,88 kg/kapita/tahun,” jelasnya.

Dikatakannya, salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya konsumsi ikan disebabkan kendala pasokan dan distribusi sehingga harganya menjadi tinggi. “Supply ikan mempengaruhi ketersediaan. Selain membuat program berkelanjutan, kami juga siapkan pembangunan logistiknya. Kalau perlu ada storage khusus ikan di sini dengan kapasitas minimal 30 ton,” katanya.

Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Kota Solo Weni Ekayanti mengakui tingkat konsumsi ikan di Solo masih rendah. “Di Solo tingkat konsumsi ikan memang masih di bawah 20 kg/kapita/tahun, angkanya 17,6 kg/kapita/tahun. Lewat cara seperti ini semoga konsumsi ikan bisa meningkat. Harapannya acara yang seperti ini bukan obor blarak,” ujarnya.

Weni menyebutkan salah satu faktor penyebab rendahnya konsumsi ikan di Solo ditengarai lantaran makan ikan belum membudaya di masyarakat. “Letak Kota Solo jauh dari laut. Sehingga yang dikenal dengan iwak bukan hanya iwak laut saja tapi juga ada iwak pitik, iwak bebek, dan lain sebagainya,” kata dia berseloroh.

Sementara itu, warga Kampung Baru RT 004/RW 001, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, Hartini, 51, mengaku jarang mengonsumsi ikan atau menyediakan masakan berbahan ikan sebagai sajian untuk pertemuan di kampungnya.

“Ikan laut itu harganya cukup mahal. Ayam bisa kami konsumsi setiap hari karena harganya lebih murah. Kalau ikan laut harganya bisa lebih murah, tentu kami juga beralih konsumsi dari ayam ke ikan,” tuturnya saat ditemui seusai pembagian hibah ikan.

Hartini mengatakan sebanyak 10 kg ikan laut beku pemberian KKP rencananya akan dimasak dan disajikan dalam pertemuan PKK Kelurahan Kampung Baru. “Nanti akan langsung kami berikan ke Pokjanya untuk dimasak. Kebetulan nanti ada acara pertemuan PKK. Masakan ikan akan dibagi rata,” jelasnya.

Sedangkan Ketua Pokja III Kecamatan Laweyan, Hendrastuti, 55, mengatakan sebanyak 10 kg ikan beku hibah akan langsung dibagikan kepada warga. “Kami bagikan mentah kepada warga supaya dimasak sendiri-sendiri,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya