SOLOPOS.COM - Ilustrasi bright gas atau elpiji kemasan tabung isi 5,5 kg produksi PT Pertamina. (Rachman/JIBI/Bisnis)

Warung makan dan restoran di Soloraya disidak.

Solopos.com, SOLO—Pertamina bersama pemerintah daerah (pemda) di Soloraya melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke warung makan dan restoran untuk menertibkan penggunaan elpiji 3 kilogram (kg). Masyarakat dinilai makin sadar dengan naiknya konsumsi Bright Gas 5,5 kg meski belum signifikan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Desember lalu penjualan Bright Gas 5,5 kg mencapai 45.000 tabung. Jumlah ini naik 36,4% jika dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya 33.000 tabung,” ungkap Sales Executive Elpiji Soloraya Pertamina Marketing Operation Region (MOR) IV, Adeka Sangtraga Hitapriya, kepada Solopos.com, Kamis (18/1/2018).

Kenaikan penjualan ini didukung dari banyaknya pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) yang beralih ke elpiji nonsubsidi ini. Hal ini karena yang berhak menggunakan elpiji 3 kg adalah rumah tangga pendapatan di bawah Rp1,5 juta per bulan dan usaha mikro dengan omzet Rp300 juta per tahun atau yang memiliki aset kurang dari Rp50 juta.

Berbagai upaya pun dilakukan untuk menertibkan penggunaan gas melon supaya lebih tepat sasaran, diantaranya bersama dengan pemda melakukan sidak, seperti yang dilakukan di Karanganyar pada Rabu (17/1/2018).

Adeka mengatakan enam warung makan yang dikunjungi. Berdasarkan temuan di lapangan, seluruh pedagang menggunakan gas melon. Namun beberapa diantaranya dikombinasikan dengan Bright Gas 5,5 kg. Menurut dia, beberapa pedagang ada yang langsung menukarkan elpiji 3 kg dengan Bright Gas 5,5 kg tapi ada yang membuat surat pernyataan bersedia beralih karena saat itu tabung elpiji 3 kg masih penuh.

“Saat sidak membawa 30 tabung Bright Gas 5,5 kg untuk mengantisipasi kalau misal ada yang ingin tukar. Kemarin [Rabu] ada yang langsung tukar elpiji nonsubsidi tapi memang belum banyak,” ujarnya.

Menurut dia, bagi pedagang yang memberi surat pernyataan akan berganti ke elpiji nonsubsidi, pekan depan akan kembali di sidak untuk melihat perkembangan. Rata-rata konsumsi elpiji 3 kg dalam sehari di warung yang disidak sebanyak tiga hingga tujuh tabung per hari.

“Pasokan elpiji 3 kg saat ini menyukupi kebutuhan masyarakat, jumlahnya masih sama seperti tahun lalu, yakni 5,1 juta tabung per bulan untuk Soloraya. Dengan adanya kenaikan konsumsi Bright Gas 5,5 kg ini belum terlihat signifikan di penurunan konsumsi gas melon. Namun sosilisasi terus dilakukan, tidak hanya melakukan sidak tapi kami juga memberi stiker mengenai pemanfaatkan elpiji 3 kg,” kata dia.

Sidak ini diharapkan bisa dilakukan di seluruh wilayah di Soloraya. Lebih lanjut, dia mengatakan penertiban pangkalan juga terus dilakukan. Hal ini untuk monitoring penyaluran supaya tepat sasaran dan sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan, yakni Rp15.500/tabung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya