SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Trianto Hery Suryono/JIBI/SOLOPOS)

Ilustrasi (Trianto Hery Suryono/JIBI/SOLOPOS)

JAKARTA–PT Pertamina (Persero) menyatakan penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) nonsubsidi mengalami tren peningkatan sepanjang kuartal pertama tahun 2013.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Manajer Commercial Retail Fuel Marketing Pertamina Waljiyanto mengatakan salah satu indikator peningkatan penjualan tersebut adalah semakin tingginya kesadaran pemilik kendaraan mewah untuk menggunakan bahan bakar nonsubsidi.

“Angka persisnya saya lupa, tapi trennya positif, terutama Pertamax Dex naik lebih dari 10%, kemudian Pertamax naik lebih dari 5 %,” kata Waljiyanto di Jakarta, Rabu (3/4/2013).

Meski tren penjualan tersebut positif, realisasi penjualan ini masih dibawah perkiraan perseroan, yakni sekitar 30% lebih rendah dari target.

Berdasarkan data Pertamina, sepanjang tahun ini, Pertamina menargetkan penjualan BBM nonsubsidi sebesar 2,78 juta kiloliter. Adapun target per kuartal sekitar 695.000 kiloliter. Artinya, dengan realisasi 30% di bawah target, angka penjualan hingga Maret sekitar 486.500 kiloliter.

“Tapi sekarang, Pertamina sudah menguasai 80% pasar BBM nonsubsidi di Indonesia,” tambah Waljiyanto.

Menurutnya, target penjualan tahun ini dua kali lipat lebih besar dari realisasi penjualan tahun lalu. Pada 2012, penjualan BBM nonsubsidi Pertamina tercatat 1,3 juta kiloliter sedangkan target tahun ini mencapai 2,78 juta kiloliter.

Adapun upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan penjualan BBM nonsubsidii adalah dengan menambah jumlah SPBU yang menjual BBM nonsubsidi. “Kami menambah SPBU yang jual Pertamina Dex, yang melayani sendiri.”

Di sisi lain, terkait dengan kebijakan pemerintah yang akan melakukan pembatasan konsumsi BBM subsidi untuk kendaraan, Pertamina mengatakan siap menjalankan. Adapun cara yang dilakukan dengan menambah jumlah kilang yang memproduksi BBM nonsubsidi. Hal ini dilakukan dengan asumsi, bila konsumsi BBM subsidi dibatasi, secara tidak langsung konsumsi BBM nonsubsisi akan meningkat.

Untuk produksi Pertamina Dex, produksinya akan ditambah dari kilang Plaju dan Kilang Dumai. Sebelumnya, kedua kilang ini tidak memproduksi Pertamina Dex. Produksi BBM nonsubsidi jenis ini sebelumnya hanya dihasilkan dari kilang Balongan. Sementara Pertamax diproduksi dari kilang Balikpapan, Plaju, dan Balongan.

Pertamina mencatat jumlah SPBU yang menjual BBM nonsubsidi sebanyak 3.210 unit. Sebanyak 1.162 SPBU berada di daerah Jakarta dan sekitarnya. Target Pertamina, jumlah SPBU yang melayani BBM nonsubsidi akan ditambah hingga menjadi sekitar 5.000 unit.

Sepanjang tahun 2012, Badan Pengatur Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) menyebutkan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) nonsubsidi sebesar 30 juta kiloliter (KL).

Hasil capaian sebesar 30 juta KL naik tipis 0,8 % dari tahun 2011 sebesar 29,74 juta KL. Kenaikan tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan dari tahun 2010 ke 2011 yang sebesar 9,98 % dari volume 27,04 juta KL.

Rendahnya pertumbuhan konsumsi BBM nonsubsidi pada 2012 karena konsumsi BBM oleh PT PLN (Persero) yang terus menurun. Padahal, PLN merupakan konsumen terbesar dari produk BBM nonsubsidi

Naik tipisnya konsumsi BBM nonsubsidi pada 2012 dibandingkan pertumbuhan tahun-tahun sebelumnya mengindikasikan kebijakan pemerintah agar konsumsi BBM PLN semakin turun tiap tahunnya telah terealisasi.

Meski konsumsi BBM PLN turun, peningkatan konsumsi terjadi pada konsumsi lain, seperti industri pertambangan, perkebunan, maupun pemerintahan, terutama di sektor BBM untuk transportasi. Ini dikarenakan adanya kebijakan pemerintah melarang konsumsi BBM bersubsidi oleh sejumlah golongan pelanggan tersebut.

Berdasarkan data BPH Migas, untuk penyaluran BBM non subsidi, PT Pertamina (Persero) masih mendominasi dengan prosentase 71,19 %. Diikuti, PT AKR Corporindo dengan 7,36 %, PT Pertamina Patra Niaga sebesar 4,58 %, dan PT Shell Indonesia dengan 3,76 %.

Kemudian, diikuti PT Petro Andalan Nusantara dengan 3,39 %, PT Jasatama Petroindo sebesar 2,74 %, PT Global Arta Borneo 0,64 %, PT Petronas Niaga Indonesia dengan  0,48 %, PT Medco Sarana Kalibaru sebesar 0,40 %, dan PT Lautan Luas Tbk sebesar 0,18 %. Sisanya sebesar 1,53 % dari gabungan badan usaha lainnya [diluar 10 besar].

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya