SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Boyolali (Espos)–Warga pemakai gas elpiji mengeluhkan seringnya terjadi isi gas elpiji dalam tabung ukuran 3 kilogram (kg) yang tidak penuh.

Seperti dikemukakan warga Dukuh Kiyaran, Desa Gombang, Kecamatan Sawit, Boyolali, Kusnadi, 45, yang pada Kamis (10/6) lalu baru saja membeli gas elpiji ukuran 3 kg di warung terdekat seharga Rp 13.500. Namun setelah tabung gas tersebut dipasang dengan menggunakan ukuran meteran isi gas, jarum penunjuknya terhenti di pertengahan ukuran yang sebenarnya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Saya memang membeli kompor gas yang dilengkapi dengan pengukur isi gas sehingga bisa langsung memastikan isinya. Biasanya ketika selang sudah dipasang ke tabung, jarum pengukurnya menunjukkan penuh, tidak menunjukkan setengah. Sementara kalau jarumnya tidak menunjukkan full, itu berarti isi gas elpiji dalam tabung 3 kg ini tidak penuh atau kurang dari yang semestinya,” ujar Kusnadi ketika ditemui Espos di rumahnya, Jumat (11/6).

Kusnadi menuturkan tabung gas elpiji 3 kg yang isinya tidak penuh memang sering dialaminya. Kondisi seperti itu, menurut Kusnadi, tentu sangat merugikan warga selaku pihak konsumen atau pemakai gas elpiji.

Hal senada dikemukakan warga lainnya, Nurhayati, 40. Diakui Nurhayati, perangkat kompor gas di rumahnya memang tidak dilengkapi dengan alat pengukur isi gas. Namun bila dilihat dari standar pemakaian, Nurhayati mengatakan tabung yang tidak terisi penuh biasanya lebih cepat habis.

“Kalau dihitung dari rata-rata waktu pemakaian di rumah saya, satu tabung gas elpiji 3 kg yang penuh biasanya bisa sampai 10 hari. Namun saat isi tabung tidak penuh, paling-paling baru sepekan sudah kosong dan harus beli lagi,” kata Nurhayati.

Terhadap permasalahan tersebut, Kusnadi berharap pihak Pertamina agar melakukan uji coba pemeriksaan tabung gas isi 3 kg ke beberapa agen, pangkalan hingga pengecer agar tidak ada kecurigaan warga atas praktek pengurangan isi gas elpiji, serta untuk menghindarkan warga dari kerugian.

“Kami harap dilakukan pemeriksaan karena dapat merugikan masyarakat, apalagi masyarakat biasa,” tandas Kusnadi.

sry

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya