SOLOPOS.COM - Karantina Orangutan di TSTJ Solo beberapa waktu lalu. (JIBI/Solopos/Sunaryo Haryo Bayu)

Solopos.com, SOLO —Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Solo hingga kini menyelamatkan sedikitnya enam orangutan dalam beberapa tahun terakhir. Orangutan tersebut merupakan hasil sitaan dari masyarakat yang dititipkan di TSTJ.

Direktur TSTJ Lilik Kristianto ketika dijumpai Solopos.com, Sabtu (9/11/2013), menyebutkan keenam orangutan yang sudah diselamatkan di antaranya Tori, Didi, Doni, Yeti, Kirno dan Febi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Untuk Tori, Lilik mengatakan memiliki perilaku merokok. Tori kemudian dikarantina hingga sembuh dan akhirnya ditempatkan di sebuah pulau bersama pasangannya Didi. Didi, kata dia, merupakan hasil sitaan dari masyarakat yang kemudian diselamatkan TSTJ.
Keduanya melahirkan bayi orangutan yang bernama Dustin.  “Sedangkan pasangan orangutan Yeti dan Doni juga sama dari masyarakat yang kemudian diselamatkan TSTJ,” ujarnya.

Sementara untuk kasus Kirno, Lilik mengatakan memiliki riwayat yang paling memrihatinkan. Kirno merupakan hasil sitaan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dalam operasi yang digelar di Pati. Orangutan ini ditemukan di kediaman warga Pati bernama Sukirno.

Namun selama bertahun-tahun Kirno ditelantarkan oleh pemiliknya. Hingga akhirnya, tim BKSDA menemukan dan membawa  Kirno untuk dititipkan di TSTJ. Kemudian, Kirno dirawat TSTJ untuk dilakukan rehabilitasi. “Kondisi Kirno saat datang penuh luka dan sekarang sudah sembuh dan ditempatkan di pulau,” ujarnya.

Terakhir, Lilik menambahkan TSTJ kembali menerima hasil sitaan orangutan bernama Febi dari Belitung. Kondisi Febi hingga kini masih dikarantina untuk selanjutnya akan dipindahkan di kandang. Lilik mengatakan akan fokus pada konservasi orangutan.

Meskipun tidak mengesampingkan satwa lainnya. Dikatakannya, prioritas konservasi orangutan dilakukan berdasarkan pengalaman penyelamatan orangutan tersebut. “Konservasi orangutan ini akan menjadi ikon bagi TSTJ,” imbuhnya.

Lilik mengatakan telah membangun klinik khusus primata. Klinik ini sekaligus mendukung TSTJ dalam konservasi orangutan. TSTJ, lanjut Lilik, juga menggandeng Centre for Orangutan Protection (COP)  dan BKSDA dalam setiap langkah pengelolaan satwa orangutan. Lilik mengatakan segera merealisasikan revitalisasi TSTJ. Revitalisasi diperkirakan bakal menelan anggaran hingga puluhan miliar rupiah.

Salah satu pengunjung TSTJ dari Sragen, Retwati mengatakan perlu ada penambahan wahana rekreasi di TSTJ. Menurutnya tak banyak arena permainan yang sediakan pengelola TSTJ. “Anak-anak itu pasti yang dicari permainannya. Meski ke sini datang ke kebun binatang, tapi lebih asyiknya lagi jika ada arena permainan, seperti kolam renang,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya