SOLOPOS.COM - Taylor Swift (Foto: beatcrave.com)

Konser musik terbaru Taylor Swfit akan dibuat berbeda dari konser musik yang sebelumnya ia lakukan.

Solopos.com, SOLO – Kreativitas musik Taylor Swift kian diperhitungkan di panggung musik dunia. Saat ia memilih langkah  menanggalkan identitas country yang membesarkan namanya, publik pun kompak mengamininya.

Promosi Keturunan atau Lokal, Mereka Pembela Garuda di Dada

Sejak proyek album 1989 (2014) bergulir, musikalitas Taylor tiba-tiba bersalin rupa dengan gaya ngepop yang makin berisi dengan sentuhan synthesizer dan gebukan drum. Lantas serupa apakah konsep konser terbaru yang digeber pelantun Blank Space ini?

Taylor membeberkan konsep pertunjukan musik yang jauh berbeda dibandingkan konsernya yang sudah-sudah. “Aku bersikeras setiap keputusan kreatif yang telah kubuat di masa lampau harus berubah,” tuturnya saat diwawancarai Rolling Stone, Jumat (22/5/2015) lalu.

“Kalian tidak akan melihatku memetik banjo. Ini bukanlah konser country. Ini konser multigenre,” tambahnya.

Selepas melakoni konser pemanasan di Tokyo dan festival Rock in Rio di Amerika Serikat, rangkaian tur dunia 1989 kembali dihelat mulai Rabu (20/5/2015) dan berakhir akhir 2015 mendatang. Vance Joy dipatok sebagai musisi pembuka di setiap acara, Shawn Mendes gabung di beberapa konser, dan Haim bermain di beberapa titik di Amerika Serikat.

Sementara itu, setlist yang disuguhkan dalam rangkaian konser 1989 didominasi dari album teranyarnya tersebut. Sedangkan lagu lain dari album Speak Now, hanya ditampilkan lima lagu. Musisi multiplatinum ini punya alasannya tersendiri.

“Kalau saja album ini tidak terlalu berdampak kepada fans, tidak memecahkan beberapa rekor, tidak menjadi salah satu album terpenting dan paling disukai fans, mungkin aku akan memberikan lebih banyak lagu lama di setlist,” bebernya.

Beberapa lagu lama yang ditampilkan Taylor di konser 1989, juga dibuat berbeda dengan versi aslinya. “Lagu We Are Never Getting Back Together menjadi lebih pop-punk. Lagu Love Story yang disambung dengan Romeo and Juliet, diberi sentuhan synthesizer, drum, dll,” jelasnya.

 

Selain sisi musikalitas, transformasi mencolok lain dalam konser 1989 adalah soal penggunaan kostum. “Dulu aku menggunakan pakaian yang mirip pesta kostum. Kali ini aku akan membuat konser menjadi momentum peragaan busana. Sangat menarik,” ungkapnya.

 

Kalau sebagian penggemar saat menonton konser Taylor Swift sebelumnya akrab dengan tap-dance atau keajaiban lain seperti kembang api, dll, kini sarana penunjang artistik akan diganti dengan video keren yang dibintangi Lily Alderidge, Karlie Kloss, Lena Dunham, Haim, Selena Gomez, dan Cara Delevingne.

 

“Konser ini sebenarnya terinspirasi dari teman-temanku. Dari perspektif cara mereka bersenang-senang atau dari cara mereka kali pertama mendengar albumku. Rasanya seperti memberikan gambaran seperti apa duniaku saat ini,” terangnya.

 

Meskipun bakal bertransformasi total, Taylor Swift berjanji kalau konsep tersebut tak akan mengecewakan. “Rasanya seperti berada di dunia lain,” pungkasnya. (Mahardini Nur Afifah/JIBI)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya