SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Boyolali (Espos)–Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali dinilai belum memiliki konsep pengembangan daerah wisata Pengging secara jelas, menyusul belum optimalnya pengelolaan kawasan wisata itu.

Meskipun sudah ada anggaran dari pemerintah pusat untuk revitalisasi, kalangan DPRD Kabupaten Boyolali menilai saat ini kondisinya masih jauh dari yang diharapkan.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Boyolali, Eka Wardaya mengemukakan ketidakjelasan konsep tersebut di antaranya terkait arah pengembangan kawasan wisata Pengging yang belum jelas apakah akan diarahkan ke wisata umum ataukah wisata ritual.

“Semestinya jika Pemkab menghendaki kawasan Pengging ini sebagai wisata ritual, konsep yang dibuat dan disusun juga harus jelas dan matang, yakni dengan mengarahkan ke bentuk wisata ritual yang seperti apa dan apa yang harus dilakukan untuk mengembangkannya agar bisa menarik pengunjung ataupun wisatawan baik dari lokal ataupun dari luar Boyolali, bila perlu dibuat agar mampu menarik wisatawan mancanegara,” ujar Eka ketika ditemui wartawan di Kantor DPRD Boyolali, Jumat (13/11).

Menurut Eka, sejauh ini konsep yang ada di kawasan wisata Pengging tersebut masih belum bisa dibedakan apakah merupakan wisata ritual atau wisata umum. Di sisi lain, dari hasil inspeksi mendadak (Sidak) yang dilakukan jajaran Komisi II ke lokasi wisata tersebut, Eka mengungkapkan pihaknya masih banyak menemukan sejumlah fasilitas umum yang tidak terkelola dengan baik.

Hal itu, menurut Eka, sangat disayangkan mengingat kawasan wisata Pengging merupakan salah satu aset berharga milik Kabupaten Boyolali yang diharapkan dari pengelolaannya dapat meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) setempat.
“Kami masih melihat banyak fasilitas umum yang kurang terawat dengan baik, sehingga ada kesan kumuh. Misalnya, kamar mandi ada yang bocor,” kata Eka.

Selain itu, Eka menyebutkan kios yang tersedia di kawasan tersebut belum semuanya dimanfaatkan oleh pedagang setempat. Setidaknya ada enam hingga tujuh los yang tersedia di kios tersebut, namun saat ini baru satu los yang digunakan untuk berjualan.

“Kami khawatir ke depannya kios ini nantinya mangkrak karena hingga saat ini baru ada satu pedagang yang menempati. Untuk itu perlu ada langkah pendekatan sehingga ada pedagang yang bersedia memanfaatkan kios tersebut,” imbuh Eka.

sry

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya